Menyalahgunakan Anugerah?

Sabtu, 30 April 2011

Baca: Roma 6:1-14

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana.  —Roma 6:12

Rasul Paulus berkata dalam Roma 5:20, “Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Namun, konsep radikal ini mengundang banyak konsekuensi teologis. Penulis kitab Yudas memperingatkan bahwa memang mungkin “menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka” (Yud. 1:4). Mengapa berbuat baik, jika Anda mengetahui bahwa Anda akan diampuni? Bahkan penekanan terhadap perlunya pertobatan pun tidak menghapus bahaya ini seluruhnya.

Dalam Roma 6, Paulus berkata terus terang mengenai hal ini. “Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?” Ia memberikan jawaban singkat dan tegas, “Sekali-kali tidak!” (ay.1-2) dan memakai analogi yang dengan tajam membandingkan antara hidup dan mati. “Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (ay.2). Orang Kristen yang telah dilahirbarukan seharusnya tidak merindukan dosa.

Hanya saja, kejahatan tidak selalu menampilkan bau busuknya yang mematikan. Dosa dapat memiliki penampilan yang sangat menarik.

Paulus menyadari hal ini, sehingga ia menasihatkan: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus,” dan “Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana” (ay.11-12).

Jika kita benar-benar menghayati keajaiban kasih Allah bagi kita, kita akan menjalani hidup kita dengan menyelami dan membagikan anugerah-Nya, dan bukan menyalahgunakannya. —PDY

Aku tak layak ‘tuk terima anugerah-Nya,
Anugerah indah yang diberikan cuma-cuma;
Namun Yesus t’lah menderita dan mati gantikanku
Bahkan untuk seseorang seperti aku. —Roth

Allah menyelamatkan kita dengan anugerah-Nya
agar kita tidak hidup dengan cara yang memalukan. —Faber