Mengatasi Penundaan
Jumat, 15 April 2011
Baca: Yesaya 26:1-9
Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. —Yesaya 26:3

Pada April 2010, awan debu yang dimuntahkan oleh gunung berapi di Islandia telah menutup bandara-bandara yang ada di Inggris dan Eropa selama 5 hari. Hampir 100.000 penerbangan dibatalkan dan jutaan penumpang dari seluruh penjuru dunia mengalami penundaan penerbangan. Banyak orang batal mengikuti acara-acara penting, bisnis mengalami kerugian, dan tidak seorang pun tahu kapan bencana ini berakhir.
Ketika semua rencana kita berantakan dan tidak dapat diperbaiki, bagaimana kita mengatasi rasa frustrasi akibat penundaan ini? Yesaya 26:3-4 merupakan sauh bagi jiwa kita dalam setiap badai kehidupan: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal.” Entah kita sedang menghadapi ketidaknyamanan yang mengusik jiwa atau kehilangan sesuatu yang membawa kesedihan, janji seteguh batu karang ini layak untuk dihafalkan dan diulangi setiap malam sebelum kita tidur.
Saat ini, ketika rencana-rencana kita berantakan, apakah pikiran kita lebih terpusat kepada situasi yang kita alami atau kepada Allah? Selama masa penundaan yang membawa rasa frustrasi, apakah kita masih dapat mempercayai maksud hati Allah yang penuh kasih? Dalam himne yang berjudul Like A River Glorious (Seperti Sungai Mulia), Frances Havergal dengan indah mengungkapkan apa yang telah kita rindukan selama ini. —DCM
Terlindung dalam tangan-Nya yang penuh berkat,
Tiada musuh yang dapat mengejar, tiada pengkhianat bertahan;
Tiada gelora kekhawatiran, atau bayangan kecemasan,
Tiada ketergesaan yang menjamah jiwa.
Bersandarlah pada Tuhan Allah, hati akan penuh berkat,
Temukan damai dan teduh yang sempurna
Seperti yang telah dijanjikan-Nya. —Havergal
Ketika kita menyerahkan masalah kita ke tangan Allah, Dia memberikan damai-Nya di hati kita.
Tetap utamakan Dia, percaya pada anak-Nya yang tunggal itu, dan bersukacitalah ^^
selamat pagi,
kepercayaan kita kepada Tuhan, akan menjadikan kita lebih memaknai berkat yang diberikan Tuhan bagi kita sebagai anugrah yang terindah.
smangat… smangat…
blajar meyakini yg dibrikanNya tetap terbaik sekalipun di masa ‘penundaan’
Mengatasi penundaan memang caranya harus langsung mengerjakan. Intinya jangan sampai ada kata “ah nanti dulu, ah bentar dulu” Langsung kerjakan tanpa berpikir lagi.