Dewa Bel Sudah Ditundukkan

Sabtu, 9 April 2011

Baca: Yesaya 46:1-9

Aku mau memikul kamu. —Yesaya 46:4

Dalam Yesaya 46, Nabi Yesaya menggambarkan kepada kita tentang pengepungan terhadap Babel dan diangkutnya patung-patung berhala mereka. Kereta lembu dan kereta beban yang membawa patung-patung itu berderit dan binatang-binatang yang menarik kereta pun kelelahan karena beratnya beban (ay.1).

Sebaliknya, Yesaya berkata bahwa Allah menjunjung anak-anak-Nya sejak dari rahim (ay.3). “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu,” sabda Allah (ay.4).  Perbedaan ini begitu jelas dan nyata dalam bahasa Ibrani: kereta-kereta itu “dibebani” oleh beratnya patung-patung berhala Babel (ay.1), tetapi kita dibebankan pada Allah (ay.3). Patung berhala itu merupakan “beban”, sesuatu yang diangkut (ay.1), tetapi Allah dengan sukacita “menjunjung” kita sejak dari rahim (ay.3).

Allah yang “menjadikan” kita (ay.4 bis). Tidak ada hal lain yang dapat lebih menghibur kita, karena Bapa kita mengasihi dan memelihara anak-anak-Nya. Dia berjanji, “Aku mau memikul kamu!” dan itu termasuk memikul apa saja kecemasan dan kekhawatiran yang kita alami di sepanjang perjalanan hidup kita.

Jadi, marilah kita memperkenankan Allah menjunjung kita dan menanggung setiap beban kita. Pujian dari Annie Johnson Flint berikut ini menantang kita untuk merasakan pemeliharaan Allah:

Jangan takut jika kebutuhanmu jauh melampaui yang disediakan-Nya,
Allah kita senantiasa rindu memberi semua yang dimiliki-Nya;
Bersandarlah terus pada tangan-Nya yang kekal menopang;
Bapamu akan memikulmu dan juga menanggung bebanmu. —DHR

Bapa Surgawi, aku ingin menyerahkan beban-bebanku pada-Mu hari ini. Tolong aku untuk menyerahkannya kepada-Mu. Kupercayakan masa lalu, masa kini, dan masa depanku kepada-Mu. Terima kasih untuk segala kebaikan-Mu kepadaku. Amin.

Bagian kita adalah melepaskan beban; bagian Allah adalah menanggung beban itu!