Memakai Perlengkapan
Sabtu, 19 Maret 2011
Baca: Efesus 6:13-21
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. —Efesus 6:13

Semasa kanak-kanak, saya bermain futbol Amerika. Satu hal yang harus dibiasakan adalah seluruh perlengkapan pemain yang harus saya pakai. Berusaha lari dengan mengenakan helm, bantalan bahu, dan berbagai pelindung lainnya terasa canggung dan kikuk pada awalnya. Namun, seiring waktu, alat-alat pelindung tersebut menjadi seperti teman akrab yang memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan untuk menghindari cedera serius. Ketika pemain futbol telah memakai semua perlengkapan-nya, ia tahu bahwa hal-hal itu dirancang untuk melindungi dirinya dalam pertandingan menghadapi lawan yang berbahaya.
Sebagai pengikut Kristus, kita juga menghadapi musuh yang berbahaya—musuh rohani yang berusaha menjatuhkan dan menghancurkan kita. Syukurlah, Tuhan telah menyediakan perlindungan bagi kita. Dia menantang kita agar memakai perlengkapan yang ada untuk menghadapi peperangan rohani.
Di Efesus 6:13, kita membaca, “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesai-kan segala sesuatu.” Lalu, Paulus menjelaskan perlengkapan kita: ketopong, baju zirah, perisai, pedang, ikat pinggang, dan kasut. Semua perlengkapan rohani ini hanya bermanfaat, jika kita kenakan dan gunakan—bahkan jika kita merasa tidak nyaman ketika pertama kali mengenakannya. Kesetiaan membaca firman (ay.17), berdoa (ay.18), dan bersaksi (ay.19-20) amat penting dalam menjadikan perlengkapan rohani ini sebagai bagian dari diri kita. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah! Peperangan rohani terus berlangsung! —WEC
Jangan lelah, prajurit Kristen,
Kencangkan perlengkapan senjatamu;
Jadilah kuat dan hadapilah peperangan
Dalam kebesaran kuasa-Nya. —Iler
Perlengkapan senjata Allah dibuat khusus untuk Anda,
tetapi Anda harus bersedia memakainya.
aminn..sangat memberkati..
amin…
Ayat 18-20 sangat memukul hatiku. Perlahan mataku mulai basah ketika membacanya. Kite, org2 Kristen akhir jaman, harus memiliki kerinduan spt yg Paulus rindukan: dgn berani mengatakan perkataan kebenaran, Injil, sebagaimana seharusnya dan sepatutnya bagi setiap kita yg mengaku sebagai pengikut Kristus dari Nazareth.
Ayat 18-20 sangat memukul hatiku. Perlahan mataku mulai basah ketika membacanya.
Kita, org2 Kristen akhir jaman, harus memiliki kerinduan spt yg Paulus rindukan: dgn berani mengatakan perkataan kebenaran, Injil, sebagaimana seharusnya dan sepatutnya bagi setiap kita yg mengaku sebagai pengikut Kristus dari Nazareth.
Diluar sana, jiwa-jiwa lalu lalang melewati kita. Apa yg ada dihati kita ketika melihat tawa kosong mereka?
Masihkah hati kita berdegup kencang merindukan keselamatan mereka? Jika tidak, itu hanya berarti satu hal:
Api di altar hati kita sudah padam, dan itu berarti we’re in a very serious trouble
Ayat 18-20 sangat memukul hatiku. Perlahan mataku mulai basah ketika membacanya.
Kita, org2 Kristen akhir jaman, harus memiliki kerinduan spt yg Paulus rindukan: dgn berani mengatakan perkataan kebenaran, Injil, sebagaimana seharusnya dan sepatutnya bagi setiap kita yg mengaku sebagai pengikut Kristus dari Nazareth.
Diluar sana, jiwa-jiwa lalu lalang melewati kita. Apa yg ada dihati kita ketika melihat tawa kosong mereka?
Masihkah hati kita berdegup kencang merindukan keselamatan mereka? Jika tidak, itu hanya berarti satu hal:
Api di altar hati kita sudah padam, dan itu berarti we’re in a very serious trouble.
Ayat 18-20 sangat memukul hatiku. Perlahan mataku mulai basah ketika membacanya.
Kita, org2 Kristen akhir jaman, harus memiliki kerinduan spt yg Paulus rindukan: dgn berani mengatakan perkataan kebenaran, Injil, sebagaimana seharusnya dan sepatutnya bagi setiap kita yg mengaku sebagai pengikut Kristus dari Nazareth.
Diluar sana, jiwa-jiwa lalu lalang melewati kita. Apa yg ada dihati kita ketika melihat tawa kosong mereka?
Masihkah hati kita berdegup kencang merindukan keselamatan mereka? Jika tidak, itu hanya berarti satu hal:
Api di altar hati kita sudah padam, dan itu berarti we’re in a very serious trouble
Perlengkapan rohani yang diberikan Allah harus kita kenakan setiap waktu supaya kita tidak terjerumus dalam godaan iblis yang membuat kita lupa akan kasih Allah yang begitu besar.