Gerhananya Columbus

Sabtu, 26 Maret 2011

Baca: 2 Korintus 2:14-17

Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari Firman Allah. —2 Korintus 2:17

Di salah satu pelayarannya, Christopher Columbus menyadari bahwa persediaan makanan bagi awak kapalnya hampir habis. Ketika berlabuh di pulau Jamaika, ia bersyukur telah diberi makanan oleh penduduk setempat. Namun, seiring berlalunya waktu, persediaan makanan kembali menipis sehingga awak kapal mulai kelaparan.

Columbus tahu dari buku perbintangan bahwa gerhana bulan akan segera terjadi. Ia memanggil para kepala suku dan berkata bahwa Allah begitu marah karena keegoisan mereka sehingga Dia akan menyembunyikan bulan. Awalnya, penduduk setempat mengolok-oloknya. Namun, ketika menyaksikan bulan sabit yang keperak-perakan itu perlahan-lahan menjadi gelap, mereka begitu ketakutan dan dengan segera membawakan lagi makanan. Columbus berkata bahwa jika ia berdoa, bulan akan pulih seperti semula. Meskipun kita memaklumi keadaannya, tetapi “pesan dari Allah” yang dikatakan Columbus itu tidaklah jujur dan juga egois.

Mewaspadai adanya penipu-penipu berkedok agama yang “mencari keuntungan” dari firman Allah demi kepentingan sendiri, Rasul Paulus menulis, “Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya” (2 Kor. 2:17).

Kita harus waspada di setiap waktu supaya kita tidak menyampaikan pesan Allah demi mendapat apa yang kita inginkan dari orang lain. Dengan hati yang berserah kepada Allah, kita harus secara jujur membagikan kebenaran-kebenaran rohani yang akan bermanfaat bagi mereka yang mendengarnya. —HDF

Jangan mengkompromikan firman Allah
Atau memutar-balikkan apa yang dikatakan-Nya;
Karena berkat hanya diperoleh dari
Kesetiaan mengabarkan kebenaran. —Sper

Tujuan membagikan kebenaran Allah adalah untuk
memberi manfaat bagi orang lain, bukan diri sendiri.