Perlukah Saya Ceritakan?

Jumat, 11 Februari 2011

Baca: 2 Korintus 5:12-21

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. —2 Korintus 5:17

Jim sedang memberitakan Injil kepada Kerri. Jim berkata bahwa Kerri hidup terpisah dari Allah yang kudus karena dosanya, dan bahwa Yesus telah mati dan bangkit untuk keselamatannya. Kerri selalu saja memberikan alasan untuk tetap tidak percaya. “Tetapi jika aku menerima-Nya, aku tak perlu menceritakannya kepada orang lain, kan? Aku tak mau melakukannya.” Kerri berkata bahwa hal itu tidak cocok dengan kepribadiannya; jika ia harus menceritakan tentang Yesus kepada orang lain, ia tidak mau melakukannya.

Jim menjelaskan bahwa janji untuk bersaksi tentang Yesus bukanlah sebuah persyaratan sebelum menerima-Nya. Namun, Jim juga mengatakan bahwa begitu Kerri mengenal Tuhan, ia akan menjadi utusan Kristus di dunia (2 Kor. 5:20).

Setelah berbincang-bincang beberapa waktu lamanya, Kerri mengakui kebutuhannya untuk diselamatkan melalui Kristus. Kerri pulang ke rumah dengan penuh sukacita dan merasa damai sejahtera. Hal yang aneh pun terjadi—hanya dalam jangka waktu 24 jam, Kerri telah menceritakan kepada tiga orang tentang apa yang telah dilakukan Allah dalam hidupnya.

Menurut Rasul Paulus, karena kita telah didamaikan dengan Allah melalui Yesus, sekarang kita memiliki “pelayanan pendamaian” (ay.18). Kita adalah utusan-utusan-Nya. Oleh karena itu, kita mendorong orang lain agar memberi diri “dalam nama Kristus, . . . didamaikan dengan Allah” (ay.20).

Ketika kita bersyukur, kita ingin menceritakan tentang apa yang telah dilakukan Allah bagi kita. —AMC

Ku suka menuturkan,
Sabda-Nya yang besar;
Dan yang belum percaya,
Supaya mendengar. —Hankey
(Kidung Jemaat, No. 427)

Tak ada kabar yang lebih baik daripada Injilberitakanlah kabar baik itu!

Bagikan Konten Ini
1 reply

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *