Terang-Nya
Oleh Abby Phinney, 13, Indiana, Amerika Serikat
Ia sedang berdiri di suatu ruangan yang terang, dengan sebuah lemari tertutup di sebelahnya. Ia membuka pintu tersebut, dan cahaya masuk ke dalam lemari yang tadinya gelap itu.
Apa tujuan dari pertunjukan kecil ini? Orang yang memperagakan itu menerangkan, “Kegelapan tidaklah mengalahkan cahaya. Cahaya yang mengalahkan kegelapan. Ketika aku membuka pintu lemari itu, kegelapan tidak memenuhi ruangan ini. Sebaliknya, cahayalah yang menerangi lemari ini.”
Demikian juga dengan Injil. Dalam Firman-Nya, Tuhan berkata, “Tetapi, jikalau kita hidup dalam terang kehadiran Allah, sama seperti Kristus, maka bersukacita dan bersekutulah kita seorang dengan yang lain dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari setiap dosa.” (1 Yohanes 1:7 FAYH). Sebelum kita mengenal Dia, kita berada di dalam kegelapan, dan terus-menerus membentur tembok. Kita tidak tahu sama sekali di mana pintunya, kalaupun memang ada pintunya. Kita berusaha membuat sendiri cahaya kita dengan berbagai cara, dengan mencari kebahagiaan melalui hal-hal yang tidak akan pernah menerangi hidup kita sepenuhnya.
Kemudian Tuhan membuka pintu, membiarkan terang-Nya membanjiri kita. Mereka yang menerima terang dipenuhi oleh sukacita-Nya dan tidak perlu lagi takut dengan kegelapan. “Sebab Allah yang berfirman, “Biarlah ada terang di dalam gelap,” telah memberi kami pengertian bahwa yang terlihat pada wajah Yesus Kristus ialah cahaya kemuliaan-Nya.” (2 Korintus 4:6 FAYH).
Sekarang karena kita sudah melihat terang Tuhan, Ia mengirim kita keluar ke dalam dunia untuk membuka pintu bagi orang lain yang “tidak dapat melihat cahaya kemuliaan Injil yang menyinari dia” (2 Korintus 4:4 FAYH). Karena “harta yang berharga ini, yaitu terang dan kuasa yang sekarang bercahaya di dalam diri kami… Dengan berani kami mengatakan apa yang kami yakini (karena kami percaya bahwa Allah memelihara kami), seperti yang dilakukan oleh Pemazmur ketika ia berkata, ‘Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata.’” (2 Korintus 4:7,13 FAYH).
Penting bagi kita untuk bersaksi tentang iman kita. Tetapi ketika aku diingatkan tentang hal ini di gereja pada suatu hari Minggu, awalnya aku memberontak. Aku tidak ingin melakukan apa yang akan membawaku keluar dari zona nyamanku. Tetapi Yesus berkata, “Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.” (Matius 5:15). Jadi marilah kita melakukan yang terbaik untuk mencerminkan cahaya Kristus yang menyelamatkan ke dalam kegelapan dunia agar terang kita “bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa [kita] yang di sorga.” (Matius 5:16). Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan, amin.
perlu memeriksa:)