Natal Kali Ini, Sebarkan Belas Kasih

Oleh Cindy Tan, Malaysia

Tidak ada lampu warna-warni yang berkelap-kelip, tidak ada pohon Natal penuh hiasan, tidak ada pujian Natal, tidak ada Santa Claus. Semua itu tidak ada pada Natal yang pertama. Yesus, Sang Anak Allah lahir dalam dunia kita dalam sebuah palungan karena tidak ada tempat bagi-Nya di rumah penginapan. Dunia tidak mengharapkan hadirnya peristiwa yang akan mengubah sejarah dan hidup ini. Pada malam itu, lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Allah melakukan sesuatu yang masih melampaui akal pemikiran kita. Dia membawa pengharapan ke dalam dunia yang dirusak oleh dosa ini.

Sebelum menerima anugerah keselamatan dari Allah, aku, seperti banyak teman lainnya, menanti-nantikan Natal karena membayangkan hadiah yang akan kami terima. Ketika aku jadi orang Kristen, aku mulai mengerti apa arti Natal yang sesungguhnya, yaitu hari dimana Allah memberi umat manusia hadiah yang terindah dari semuanya.

Yohanes 3:16 memberi makna yang begitu dalam ketika dibaca dalam konteks Natal: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Karena kasih-Nya yang teramat luar biasa kepada setiap dari kita, Allah memberikan Anak-Nya, Yesus Kristus. Baru-baru ini, pengkhotbah di gereja berbicara soal belas kasihan dan tindakan amal. Beliau mengingatkan kami bahwa belas kasih itu berbeda dari tindakan amal. Belas kasih itu berlangsung terus menerus dan tidak seperti tindakan amal yang hanya dilakukan sesekali. Ketika aku merenungakannya, aku menyadari bahwa oleh karena belas kasihan Allah saja sukacita Natal itu dialami. Hari ini, belas kasih-Nya masih hadir. Demikian juga, kita yang telah mengalami kasih dan belas kasihan Allah perlu meneruskan sukacita Natal ini kepada mereka yang belum pernah mengalami anugerah Allah.

Marilah kita memohon kepada Allah untuk belas kasihan yang berasal dari-Nya dan mengambil keputusan untuk memberi pengaruh kepada jiwa-jiwa yang ada di luar gereja kita, bukan hanya pada Natal ini saja, tetapi juga setiap hari. Natal harus terus berlangsung sepanjang tahun, karena jika kita menyebarluaskan belas kasihan itu, kita akan menikmati Natal yang sungguh-sungguh penuh berkat!

Bagikan Konten Ini
4 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *