Mana Topinya Johnny?

Selasa, 14 Desember 2010

Baca: Mazmur 42

Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu. —Mazmur 71:14

Ada sebuah cerita tentang satu keluarga yang piknik di pinggir danau. Ketika itu, putra mereka yang berumur lima tahun bermain di danau, lalu melangkahkan kakinya ke bagian danau yang dalam, dan tenggelam hilang dari pandangan mata. Tidak satu pun orang dewasa di keluarga itu yang dapat berenang, sehingga mereka hanya berlari-lari ke sana ke mari di pinggir danau itu dengan panik, sementara anak tadi timbul tenggelam di dalam danau, sambil berteriak-teriak minta tolong. Tidak lama kemudian, seorang pria yang melihat situasi tersebut segera melompat ke dalam danau dan menyelamatkan anak itu. Pria tersebut muncul di pinggir danau dengan membawa anak yang selamat tetapi ketakutan itu, hanya untuk mendengar ibu dari anak itu dengan kesal bertanya, “Mana topinya Johnny?”

Seringkali kita berfokus pada kekecewaan-kekecewaan kecil yang membuat kita menggerutu dan mengeluh daripada berfokus pada hal-hal indah yang telah diberikan Allah dalam hidup kita, terutama keselamatan kekal dan kasih-Nya yang tidak berkesudahan. Ketika kita mengeluh tentang kekecewaan kecil dalam hidup kita, kita sebenarnya sedang bertanya, “Mana topinya Johnny?”

Paulus menuliskan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal” (1 Tes. 5:18). Mungkin kita tidak mensyukuri segala sesuatu yang kita alami, tetapi kita dapat bersyukur dalam segala hal. Mungkin sulit untuk bersyukur ketika kita kehilangan pekerjaan, atau ketika kita sakit, tetapi kita dapat bersyukur untuk kebaikan yang telah diberikan Allah dalam hidup ini dan untuk kehidupan mendatang. DHR

Karena tak berkesudahan berkat-Nya,
Selayaknya segala pujian kita bagi-Nya
Karena segala kebaikan-Nya setiap hari
Yang mengalir tiada henti! —Adams

Daripada terlalu memikirkan semua masalah kita;
marilah memuji Tuhan atas berkat-berkat-Nya.
Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. Yohanes
    Yohanes says:

    Betul,dan sangat setuju.
    kadang perhatian kita terlalih dengan hal2,yang tidak seharus nya,menjadi fokus kita.

    Bapa Maafkan jika aku,masih sering menggerutu,dari pada mengucap Syukur kepada Mu.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *