Hidup Seperti Naik Sepeda
Kamis, 30 Desember 2010
Baca: Ibrani 11:32-40
Dan mereka semua . . . telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. —Ibrani 11:39

Dalam surat yang ditulis untuk putranya, Eduard, Albert Einstein memberikan nasihat ini: “Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk mempertahankan keseimbangan, kau harus terus bergerak.” Nasihat ahli fisika terkemuka ini sangatlah bijaksana dan dapat diterapkan.
Nasihat bijaksana ini dapat kita terapkan dalam kehidupan Kristen. Banyak orang percaya dengan imannya bergerak maju melalui berbagai keadaan yang menyakitkan dan penuh cobaan. Namun, ketika jatuh dalam dosa moral, mereka pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Penyesalan dan rasa tidak layak atas pengampunan Allah mungkin terus membuat mereka terpuruk dan tidak lagi bergerak maju dalam kehidupan rohani.
Alkitab memberi kita banyak teladan dari orang-orang yang jatuh dalam dosa yang sangat serius. Abraham berbohong kepada Firaun tentang istrinya, Sarah (Kej. 12:11-17). Yakub menipu ayahnya untuk mendapatkan berkat Esau (Kej. 27:18-29). Musa tidak menaati perintah Allah dengan memukul dan bukannya berbicara pada bukit batu (Bil. 20:7-12). Meskipun mereka mengalami kegagalan, kita mengetahui bahwa “mereka semua . . . telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik” (Ibr. 11:39).
Tokoh-tokoh Alkitab ini diangkat sebagai teladan karena setelah mereka jatuh, mereka datang kembali kepada Allah dan mulai mengikuti-Nya lagi. Apakah Anda telah kehilangan keseimbangan rohani karena sebuah keputusan yang berdosa, yang membuat Anda terpuruk? Bertobatlah dan ikutilah kembali Allah yang memberi kesempatan ulang kepada Anda. —HDF
Aku tersesat, Oh Tuhan, dan berbalik dari-Mu
Aku tak menaati suara-Mu;
Tetapi sekarang dengan hati yang sesal aku kembali pada-Mu
Dan menjadikan kehendak-Mu sebagai pilihanku. —D. De Haan
Allah kita adalah Allah yang memberi kesempatan ulang kepada kita.
Namun kenapa karena Ia selalu memberi kesempatan ulang pada kita, kita dengan mudahnya kembali berdosa dengan anggapan bahwa Tuhan akan memberikan kita kesempatan baru dalam hidup lagi? Selayaknyakah Manusia untuk berkat yang sebegitu besarnya?
Jika merasa tersesat, segera kembalikan hati kita ke Yesus… Back on track 😀