Hidup Rendah Hati

Rabu, 8 Desember 2010

Baca: 2 Tawarikh 26:3-19

Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak.
—2 Tawarikh 26:16

Dwight L. Moody berkata, “Ketika seseorang berpikir dirinya sudah cukup kuat dan merasa percaya diri, Anda dapat menantikan kejatuhannya. Mungkin perlu waktu bertahun-tahun sebelum itu menjadi kenyataan, tetapi kejatuhannya telah dimulai.” Hal inilah yang dialami oleh Raja Uzia.

Segala sesuatu tampaknya berjalan baik dalam kehidupan Uzia. Ia adalah seorang raja yang taat, tunduk terhadap bimbingan rohani, dan mencari tuntunan Allah selama sebagian besar masa pemerintahannya. Selama ia meminta pertolongan Allah, Allah memberikan kesuksesan besar padanya—terbukti dari prestasinya dalam banyak hal (2 Taw. 26:3-15).

Kehidupan Uzia adalah gambaran kekuasaan yang hebat dan kesuksesan manusia sampai ia dibutakan oleh hal-hal itu. Kesombongannya terbukti dalam beberapa hal: ia menantang kekudusan Allah dengan menerobos masuk ke bait Allah dan mengambil kedudukan yang tidak akan pernah dapat dimilikinya (ay.16); ia melihat kuasa Allah sebagai sesuatu yang baik, tetapi tidak mutlak diperlukan untuk kepemimpinannya (ay.5,16); ia menolak teguran dan nasihat dari para imam (ay.18-19); ia mengabaikan kesempatannya untuk bertobat; dan bukannya merasa takut, ia malah mengabaikan segala akibat dari dosanya (ay.18-19).

Ketika Allah memberikan kesuksesan di bidang apa pun dalam kehidupan kita, janganlah melupakan Sang Pemberi sukses kita. Kiranya kita memilih kerendahan hati, karena Allah memberikan anugerah bagi mereka yang rendah hati. —MLW

Apakah hatimu benar di hadapan Allah,
Dibasuh dalam merah darah-Nya,
Dibersihkan dan dikuduskan, rendah hati dan merendah,
Benar di hadapan Allah? —Hoffman

Allah meninggikan kita ketika kita memilih untuk hidup rendah hati.

Bagikan Konten Ini
2 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *