Apakah Yang Di Tanganmu?

Senin, 29 November 2010

Baca: Keluaran 4:1-5

Tuhan berfirman kepada [Musa]: “Apakah yang di tanganmu itu?” —Keluaran 4:2

Jika Anda memiliki kecenderungan untuk menyesali kesempatan yang hilang atau  jika Anda khawatir tentang masa depan, tanyakanlah pada diri sendiri pertanyaan ini, “Apa yang ada di hadapanku?” Dengan kata lain, lingkungan dan relasi seperti apa yang Anda miliki saat ini? Pertanyaan ini dapat menolong Anda supaya tidak berfokus pada penyesalan masa lalu atau masa depan yang menakutkan dan menolong Anda untuk kembali memikirkan apa yang dapat dilakukan Allah dalam hidup Anda.

Ini serupa dengan pertanyaan yang diajukan Allah kepada Musa di semak yang menyala. Musa begitu takut. Menyadari akan kelemahannya, Musa mengungkapkan rasa takutnya, ketika Allah memanggilnya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Jadi Allah hanya mengajukan pertanyaan sederhana, ”Apakah yang di tanganmu itu?” (Kel. 4:2). Tuhan mengalihkan perhatian Musa agar lepas dari kegelisahan tentang masa depan dan memintanya supaya memperhatikan pada apa yang ada di hadapannya—sebuah tongkat gembala. Allah menunjukkan pada Musa bahwa Dia dapat memakai sesuatu yang sederhana untuk melakukan banyak mukjizat sebagai tanda bagi mereka yang tidak percaya. Dengan bertumbuhnya kepercayaan Musa pada Allah, semakin luar biasa juga mukjizat yang dilakukan Allah melalui hamba-Nya.

Apakah Anda terlalu memikirkan kegagalan-kegagalan di masa lalu? Apakah Anda khawatir akan masa depan? Ingatlah kembali pertanyaan Allah: “Apakah yang di tanganmu itu?” Lingkungan dan relasi apakah yang dapat dipakai Allah demi kepentingan Anda dan kemuliaan-Nya? Percayakan semua hal itu dan hidup Anda kepada-Nya. —HDF

Jalanilah naik turunnya rencanamu hari ini,
Gapailah puncak baru kala kau mengikuti jalan-Nya;
Jangan gubris kegagalan masa lalu, tetapi kejarlah upah,
Arahkan diri demi tujuan yang berkenan bagi-Nya.
—Brandt

Kita tak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita akan
merusak masa kini saat kita khawatir akan masa depan.

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. ri
    ri says:

    ya terkadang kita suka terfokus pada masalah ,dan tidak berpikir sebetulnya apa yang bisa saat ini kita kerjakan bagi kemuliaanNYa,thx ho…..buat renungan hari ini

  2. Alex Rival
    Alex Rival says:

    Terkadang, kita selalu ditakuti dengan masa lalu dan gelisah akan masa depan, pada saat seperti itu, maka sepertinya Allah menjadi tidak terlihat karena kita terkadang gagal melihat Allah berkarya dalam masa lalu dan masa depan kita.

    fokus pada apa yang ada ditangan juga mengajarkan kita agar kita bisa selalu bersyukur akan apa yang kita punya.

    ketidakmampuan untuk bersyukur adalah suatu dosa yang sepertinya sudah ditolorasi oleh manusia pada zaman ini, kita cenderung hanya bersyukur atas apa yang baik tapi sulit untuk mensyukuri segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.

    “Trust the past to God’s mercy, the present to God’s love and the future to God’s providence.” – agustinus

  3. Ria
    Ria says:

    Itu sangat benar, kita selalu tetap kepda kegagalan masa lalu sehingga susah utk maju ke depan,dan juga susah utk mensyukuri hal2 yg kurang baik yg terjadi di dlm kehidupan kita. kita hrs tetap berusaha utk belajar setia kpd NYA. amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *