Mengapa Ada Warna?

Selasa, 12 Oktober 2010

Baca: Mazmur 19:1-7

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. —Mazmur 19:2

Mengapa sejumlah pohon berubah menjadi semacam kolase pancaran warna merah anggur, merah, oranye, dan kuning pada musim gugur? Pepohonan tampak hijau di musim panas karena klorofil, suatu pigmen hijau yang terkandung dalam dedaunan, bekerja menyerap sinar merah dan biru dari matahari. Sinar yang terpancar dari daun itulah yang terlihat hijau pada mata kita.

Klorofil adalah zat yang tidak stabil, dan sinar matahari yang terang menyebabkannya membusuk dengan cepat. Oleh karena itu, tanaman harus terus-menerus bersintesis dan beregenerasi. Namun, hari-hari yang lebih pendek dan malam-malam musim gugur yang sejuk telah mempengaruhi proses tersebut. Ketika klorofil terurai, warna hijau dari dedaunan pun mulai memudar. Sejumlah pohon berubah warna dari hijau ke kuning cerah karena jumlah klorofilnya berkurang. Pada pepohonan yang lain, kadar gula di dalam dedaunan menghasilkan pigmen merah, yang menyebabkan dedaunan berubah warnanya menjadi merah anggur, ungu, dan merah cerah ketika klorofilnya memudar.

Namun, mengapa ada warna? Rasanya tidak ada kegunaan yang praktis dari warna—sesuatu yang juga tidak dapat dimengerti oleh para ilmuwan. Dan mengapa ada fotoreseptor (sel-sel khusus yang menerima atau peka terhadap cahaya) di dalam mata kita yang memampukan kita untuk melihat warna?

Saya percaya bahwa kebaikan Allah merupakan maksud penciptaan-Nya. Dia “itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya” (Mzm. 145:9). Allah mewarnai dunia demi kesenangan kita. Tahukah Anda bahwa Allah kita itu baik? —HDR

Allah, Perancang dari segala ciptaan
Berfirman, maka keindahan pun tercipta,
Lalu Dia b’rikan keselamatan agung-Nya pada kita
Melalui pengorbanan Putra tunggal-Nya.
—Hess

Kemuliaan Allah bersinar melalui ciptaan-Nya.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Heri
    Heri says:

    Saya jadi inget satu lagu, “Watna yang terindah di dalam hidupku, warna kasih dan setiaMu yang takkan pudar ditelan waktu.”

  2. Heri
    Heri says:

    Saya jadi inget satu lagu, “Warna yang terindah di dalam hidupku, warna kasih dan setiaMu yang takkan pudar ditelan waktu.”

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *