Hidup Rukun

Minggu, 24 Oktober 2010

Baca: Mazmur 133

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! —Mazmur 133:1

Saya masih ingat bagaimana rasanya mengajak keluarga kami bertamasya, hanya untuk mendengar anak-anak yang duduk di kursi belakang merusak sukacita liburan dengan semua pertengkaran dan keluh kesah mereka. Siapa yang tidak ingat kekacauan yang disebabkan oleh teriakan, “Pa, ia menyenggolku!” atau “Ma, ia tak mau giliran mainnya!”

Jika Anda mengalami peristiwa seperti itu, Anda dapat membayangkan bagaimana perasaan Allah ketika anak-anak-Nya bertengkar dan berkeluh kesah. Hidup rukun sangat penting bagi Allah. Yesus berdoa agar kita “menjadi satu” supaya dunia percaya bahwa Dia diutus oleh Bapa (Yoh. 17:20-21). Kepada para murid-Nya yang cenderung mudah bertengkar, Dia memerintahkan agar mereka saling mengasihi dan melayani
(Yoh. 13:34-35; Mat. 20:20-28). Juga harus dicatat bahwa di antara tujuh hal yang dibenci-Nya, Allah memasukkan “seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara” (Ams. 6:19).

Jadi saya tidak terkejut ketika pemazmur mengatakan kepada kita bahwa ketika saudara seiman hidup rukun, ini sama seperti “minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya” (Mzm. 133:1-2). Di zaman kuno, minyak urapan penuh dengan rempah-rempah wangi yang keharumannya semerbak di tempat-tempat yang dilalui oleh orang yang menerima urapan. Kiranya kerukunan yang muncul ketika kita saling mengasihi dan melayani dapat membawa keharuman yang semerbak kepada keluarga, gereja, dan sahabat kita! —JMS

Ketika kasih dan kebaikan memenuhi hidup kita,
Dan kita dilihat sebagai satu kesatuan,
Keharuman dari kerukunan kita
Tiada bandingannya. —Sper

Umat Kristen yang saling hidup rukun menebarkan aroma keharuman Yesus.

Bagikan Konten Ini
3 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *