Setia Mengabdi

Senin, 20 September 2010

Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. —Mazmur 16:11

Maggie tidak suka menonton TV. Ia lebih suka memandang keluar jendela, daripada menatap layar TV yang kecil. Membaca juga tidak diminatinya. Ia memang dikenal suka “melahap” buku, tetapi dalam arti harfiah. Meskipun demikian, bila saya dan Jay sedang membaca atau menonton TV, Maggie ikut berpartisipasi. Meskipun tidak menyukai apa yang kami lakukan, ia senang bersama dengan kami. Maggie adalah anjing kami yang sangat setia mengabdi. Lebih dari segalanya (sebenarnya hanya sebagian besar waktunya, sih) Maggie ingin bersama dengan kami.

Kata setia dapat berarti penuh tekad dan gigih. Seperti itulah gambaran Maggie. Kata-kata ini seharusnya juga menggambarkan diri kita. Ketika kita mengabdi kepada Allah, kita ingin senantiasa bersama-Nya, bahkan di saat Dia sedang melakukan sesuatu yang sama sekali tidak kita mengerti. Kita dapat saja bertanya, “Mengapa, Tuhan?” ketika Dia tampak marah (Mzm 88:15) atau ketika Dia tampaknya tertidur (44:24), atau ketika mujur hidup orang-orang fasik atau sentosa semua orang yang berlaku tidak setia (Yer. 12:1). Namun, ketika kita tetap setia mengabdi kepada Allah, meskipun kita punya banyak pertanyaan, kita akan menemukan sukacita berlimpah-limpah di hadapan-Nya (Mzm. 16:11).

Yesus tahu bahwa kita punya banyak pertanyaan. Untuk mempersiapkan kita di tengah pertanyaan-pertanyaan tersebut, Dia mendorong kita supaya tetap tinggal di dalam kasih-Nya (Yoh. 15:10). Bahkan ketika jalan Allah tidak dapat dipahami, kasih-Nya dapat diandalkan. Dengan demikian, kita dapat senantiasa setia mengabdi kepada-Nya. —JAL

Jangan pernah kasih kita hanya sebatas perkataan,
Atau hanya sekadar lewat, suatu emosi sesaat;
Tetapi kasih yang menghormati Kristus Tuhan kita
Siap menjawab Dia dengan penuh pengabdian. —Hess

Kita menemukan sukacita, ketika kita belajar tetap tinggal dalam kasih Yesus.

Bagikan Konten Ini