Minggu Yang Biasa-Biasa Saja?

Minggu, 12 September 2010

Baca: Kisah Para Rasul 2:41-47

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. —Kisah Para Rasul 2:42

Di suatu Minggu siang yang cerah sepulang dari ibadah di gereja, saya berjalan-jalan di sekitar rumah. Seorang pria sedang memotong rerumputan di sepanjang trotoar, dan kami saling memberi salam basa-basi, “Halo, apa kabar?” Dengan nada negatif, ia menjawab, “Hanya hari Minggu seperti biasa.” Lalu, saya memikirkan apa maksudnya. Apakah ia berkata, aku hanya mengerjakan tugasku, yang sudah menjadi kebiasaanku?

Terkadang ibadah ke gereja pun dapat menjadi sekadar suatu kebiasaan di hari Minggu. Bagi umat percaya di gereja mula-mula (Kis. 2:41-47), bersekutu bersama saudara seiman merupakan sumber sukacita. Itu terjadi pada waktu gereja pertama kali terbentuk dan setiap orang adalah petobat baru—wajar saja mereka begitu bersemangat. Namun, bagaimana dengan kita? Apa yang dapat kita lakukan untuk membuat setiap hari Minggu menjadi istimewa?

Beribadahlah dengan kerinduan akan bertemu dengan Allah. Meskipun Allah selalu bersama dengan kita (Ibr. 13:5), Dia bersama kita dalam cara yang unik, ketika kita berkumpul dengan orang-orang yang juga mengenal-Nya (Mat. 18:20; Yak. 4:8). Serahkan segala beban dan serukan pujian Anda kepada-Nya.

Beribadahlah untuk belajar tentang Allah. Kita mungkin tidak belajar sesuatu yang baru setiap minggunya, tetapi kita dapat selalu dikuatkan oleh kebenaran firman Allah (Mzm. 119:105). Berharaplah untuk mendengar sesuatu dari-Nya.

Beribadahlah untuk bersekutu dengan sesama orang percaya. Kita saling memerlukan di dalam perjalanan iman kita. Kita dapat saling menguatkan, saling mendorong di dalam iman dan saling mendoakan (Ibr. 10:24-25).

Tuhan, berilah kami gelora hati yang senantiasa diperbarui untuk mengikuti ibadah di gereja, sehingga hari itu bukan sekadar menjadi hari Minggu yang biasa-biasa saja. —AMC

Jika Anda ingin dikenyangkan secara rohani,
beribadahlah ke gereja dengan rasa lapar akan firman.