Siapakah Yang Terpenting?
Sabtu, 7 Agustus 2010
Baca: Roma 9:1-5
Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. —Roma 9:3
Baru-baru ini saya sedang berada di tempat perbelanjaan yang penuh sesak ketika saya melihat seorang wanita memaksakan jalannya di antara orang banyak. Yang mengusik saya adalah tulisan dalam huruf tebal besar di kaosnya, AKULAH YANG TERPENTING. Tingkah lakunya di tempat perbelanjaan itu membuktikan kata-kata yang tertulis pada kaosnya.
Rasanya bukan wanita itu sendiri yang merasa demikian. Pesan itu dinyatakan oleh begitu banyak pria dan wanita masa kini sehingga dapat dikatakan itulah semboyan dari dunia zaman modern ini. Walaupun demikian, bagi pengikut Kristus, pernyataan itu jelas tidak benar. Yang terpenting bukanlah kita—yang terpenting adalah Yesus Kristus dan sesama kita.
Rasul Paulus tentunya merasakan pentingnya kenyataan ini. Ia begitu rindu kaum sebangsanya dapat mengenal Kristus sehingga ia berkata, “Aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani” (Rm. 9:3). Ini pernyataan yang luar biasa! Dengan menjauhkan pikiran bahwa dirinyalah yang terpenting, Paulus menegaskan bahwa ia rela menukar hidup kekalnya bagi kekekalan kaum sebangsanya.
Pengajaran Paulus merupakan pengingat yang menguatkan akan bernilainya pengorbanan diri di tengah tantangan dunia yang mengagungkan kepentingan diri sendiri yang menghancurkan. Pertanyaan yang harus kita ajukan adalah: Akukah yang terpenting? Atau apakah hidupku lebih mementingkan Yesus Kristus dan orang-orang yang ingin dijangkau-Nya?
Pikirkanlah ini. Siapakah yang terpenting? —WEC
Sesamaku, Tuhan, ya sesamaku,
Biarlah ini menjadi semboyanku.
Biarlah aku hidup untuk sesamaku
Sehingga aku bisa hidup untuk-Mu. —Meigs
Hidup kita seharusnya ditandai dengan kasih kepada Kristus dan sesama—bukan obsesi pada diri sendiri.
Utamakan kehendak Bapa, lalu bagikan berkat ke sesama ^^
Salib itu menjadi lambang penyangkalan diri
“aku” menjadi tiada
tetapi mati tersalibkan
dan dibangkitkan
hidup
tapi bukan “aku” lagi
melainkan TUHAN ku (garis vertikal salib)
dan SESAMA ku (garis horizontal salib)
sering kita tidak dapat menbedakan mana yang penting dalam hidup ini, dan apa yang utama dalam hidup ini. satu hal yang harus kita lakukan; dimana pun kita berada, apapun yang sedang di hadapan kita,pada saat itu juga, tetaplah dan lakukanlah yang terbaik.HSIY
“Tetapi CARILAH DAHULU Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33