Pilihan

Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya. —Kejadian 2:16-17

Saya memerhatikan seorang ibu muda yang berusaha melatih anaknya yang berusia dua tahun untuk membuat pilihan. “Kamu boleh makan ikan atau ayam,” kata ibu itu kepada anaknya. Ia membatasi pilihannya dengan memberikan dua pilihan karena anaknya masih terlalu muda untuk dapat memilih lebih dari jumlah itu. Kita sering menghadapi banyak ragam pilihan dan membuat seseorang harus menolak pilihan-pilihan itu.

Adam dan Hawa hidup di lingkungan yang sangat ideal. Allah telah memberi mereka kebebasan untuk memakan buah dari semua pohon yang ada di Taman Eden. Allah memberikan garis batas di sekeliling satu pohon saja! Mereka memiliki suatu pilihan, dan seharusnya sangat mudah bagi mereka untuk memilih secara bijaksana. Namun, pilihan mereka begitu tragis.

Beberapa orang menyalahkan Allah atas apa yang mereka lihat sebagai larangan-larangan-Nya. Bahkan, mungkin orang-orang itu telah menyalahkan-Nya karena mencoba untuk mengendalikan hidup mereka. Namun, Allah memberi kita suatu pilihan, seperti yang diberikan-Nya kepada Adam dan Hawa.

Benar, Allah memberi kita batasan-batasan, tetapi batasan-batasan itu demi perlindungan kita. Daud memahami hal ini. Ia menulis, “Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku. . . . Aku lebih mengerti daripada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu” (Mzm. 119:98-101).

Allah begitu memedulikan kita dengan memberi kita batasan-batasan, sehingga kita akan memilih apa yang benar. —CPH

Perintah Tuhan diberikan untuk memuaskan kita, dan bukan untuk menyulitkan kita.

Bagikan Konten Ini
0 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *