Pengejar Sinar Matahari

Rabu, 25 Agustus 2010

Baca: Pengkhotbah 2:1-11

Aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun.  —Pengkhotbah 2:10

Diana dan Dave suka mengendarai jet-ski mereka di danau, meluncur di atas air pada hari yang cerah dan hangat. Namun, suatu pagi cuacanya sejuk dan sangat berawan, dan Diana tidak dapat meyakinkan David untuk mau ikut keluar. Jadi Diana pergi bermain sendiri. Cuacanya sangat dingin sehingga Diana hanya bolak-balik meluncur melintasi danau, mencoba untuk tetap terkena sinar matahari demi kehangatan yang didambakannya. Namun, setiap kali ia mencapai daerah yang terkena sinar matahari, awan-awan juga bergerak dan dengan cepat daerah tersebut menjadi teduh. Menyadari bahwa mengejar sinar matahari itu sia-sia dan bodoh, Diana akhirnya menyerah karena hal tersebut tidak memberikan apa yang diinginkannya.

Raja Salomo melakukan jenis pengejaran lain yang tidak dapat memberikan kepuasan baginya (Pkh. 2:1). Pada 11 ayat pertama di Pengkhotbah 2, Salomo menyebutkan bahwa ia mengejar kesenangan, tawa, anggur, hikmat, rumah, uang, harta benda, dan musik. Namun, penilaian akhirnya menyatakan bahwa “segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari (2:11). Pengejaran-pengejaran itu adalah hampa—“kesia-siaan belaka” (1:2). Dengan bijak ia menyimpulkan: “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (12:13).

Apakah Anda sedang mengejar sebagian hal seperti yang dulu pernah dikejar Salomo? Pengejaran Anda adalah sia-sia. Kepastian tujuan dan kepuasan hidup datang hanya dari pengenalan dan ketaatan kepada Allah. —AMC

Mengejar harta yang sia-sia
Takkan memuaskan hati seseorang;
Tetapi bagi mereka yang mengikut Yesus,
Kepenuhan hidup akan diberikan-Nya. —Sper

Hanya Allah yang dapat mengisi hati yang hampa.

Bagikan Konten Ini
1 reply

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *