13.06: Tujuan Utama
Minggu, 13 Juni 2010
Baca: Markus 1:32-38
Jawab (Yesus): “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” —Markus 1:38
Pada musim panas tahun ini, para pemain sepakbola terbaik di dunia akan bertemu di Afrika Selatan untuk bertanding demi meraih gelar juara dunia. Ajang ini akan menampilkan ketangguhan yang mengagumkan, kehebatan individu, dan kegigihan tekad. Bagi sejumlah pemain, ini adalah pertama kalinya mereka ikut bertanding di suatu perhelatan besar, dan mudah bagi para pemain baru ini untuk kehilangan fokus tentang tujuan mereka sebenarnya. Popularitas dapat mengaburkan penilaian mereka dan nafsu diri untuk menjadi terkenal bisa menghambat jalan mereka untuk mencapai tujuan yang sebenarnya, yaitu mendapatkan Piala Dunia.
Pada saat Yesus hidup di dunia, Dia menarik perhatian begitu banyak orang, dan hal ini berlangsung terus-terusan. Ketenaran dan popularitas-Nya sungguh luar biasa, demikian juga kuasa-Nya (Mrk. 1:34)! Seluruh penduduk kota biasanya datang berbondong-bondong untuk meminta kesembuhan dari Yesus, atau sekadar untuk bertemu dengan-Nya (ay.32). Jika Yesus hanyalah manusia biasa, kemungkinan sangat mudah bagi-Nya untuk mengalihkan pandangan dari misi utama-Nya, yaitu mati di kayu salib sehingga kita dapat menerima pengampunan dari Allah.
Namun, pandangan Yesus kepada tujuan utama-Nya tidak tergoyahkan. Dia tahu bahwa tugas-Nya adalah hal terpenting yang dibutuhkan oleh dunia. Dan Dia tahu pentingnya mengabarkan firman-Nya (ay.38).
Hanya dengan mendengar, memahami, dan menerima firman Allah, yaitu Injil, kita dapat menerima pengampunan atas dosa-dosa kita. Yesus telah melakukan segala yang perlu supaya Anda dapat mendengar firman-Nya. Sudahkah Anda memberikan respons kepada-Nya? —Jon Lindsay
Tujuan utama Yesus sejak awal adalah mati di kayu salib, untuk menebus dosa-dosa kita.
“Setiap anak kecil yang mencintai sepakbola pasti bermimpi untuk dapat bermain di tim nasional negaranya. Bahkan lebih indah lagi jika mampu mencetak gol untuk negara di Piala Dunia . . . . Sukacita yang saya rasakan pada momen-momen itu tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Namun, semua itu menjadi tidak berarti dibandingkan bagaimana perasaan saya terhadap Kristus, Dia menempuh segalanya untuk mati disalib . . . . untuk Anda dan saya.”
—Brian McBride (AS)
Ayo kita bagikan sukacita kabar keselamatan Yesus dengan sikap, perbuatan, dan pemikiran kita sehari-hari 🙂