Sangat Haus

Minggu, 27 Juni 2010

Baca: Mazmur 42

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2

Apakah Anda pernah merasa sangat haus? Bertahun-tahun yang lalu, saya mengunjungi saudara perempuan saya, Kathy, di Mali, Afrika Barat. Pada suatu sore ketika sedang menikmati pemandangan, temperatur udara meningkat jauh melebihi 100ºF (sekitar 38ºC). Karena merasa kepanasan oleh teriknya matahari, saya mengatakan kepadanya, “Hey, aku ingin minum.” Ketika Kathy menjawab bahwa ia lupa membawa persediaan air minum, saya mulai merasa putus asa. Semakin jauh kami berkendara, semakin saya membayangkan bagaimana rasanya mati kehausan.

Akhirnya, Kathy berkata, “Aku tahu ke mana kita dapat pergi,” sambil melaju menuju gerbang sebuah kedutaan besar. Di gedung kedutaan, saya melihat pemandangan yang paling indah—sebuah pendingin air minum! Saya meraih gelas kertas dan mengisinya berulang-ulang. Tubuh saya telah menderita terlalu lama dan sekarang membutuhkan banyak cairan untuk mengatasi akibat dehidrasi.

Pemazmur membandingkan kehausan fisik dengan kehausan secara rohani: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (Mzm. 42:2). Kehausan pemazmur adalah kerinduan akan Allah—satu-satunya Allah yang hidup (ay.2).

Apakah Anda rindu pada sesuatu yang tidak dapat diberikan dunia? Kekecewaan ini adalah kehausan jiwa akan Allah. Datanglah kepada-Nya karena hanya Dia yang dapat memuaskan dahaga. “Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan” (Mzm. 107:9). —CHK

Kelaparanku akan kebenaran Dia puaskan;
Oleh Firman, sang Roti hidup, aku bersantap:
Tiada kurasakan dahaga, karena anugerah-Nya,
Kolam yang tak berdasar, menyediakan kebutuhanku. —Sanders

Hanya Yesus, Air Hidup, yang dapat memuaskan jiwa yang dahaga.