Dilupakan
Selasa, 22 Juni 2010
Baca: Pengkhotbah 9:13-18
Dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu. —Pengkhotbah 9:15
Dalam tafsiran Pengkhotbah 9:15, Martin Luther mengutip kisah Themistocles, prajurit dan negarawan yang memimpin skuadron Atena. Dengan strateginya, Themitocles berhasil memenangkan Pertempuran Salamis, mengusir tentara Persia dari tanah Yunani, dan menyelamatkan kotanya. Beberapa tahun kemudian, Themitocles kehilangan dukungan. Ia diasingkan oleh rakyatnya dan dibuang dari Atena. Jadi, Luther menyimpulkan, “Themitocles telah melakukan banyak kebaikan bagi kotanya, tetapi tidak mendapatkan rasa terima kasih dari rakyatnya.”
Orang banyak, untuk sejumlah alasan, seolah-olah mengabaikan atau cepat melupakan kebaikan yang dicapai orang miskin dan rendah hati dengan hikmatya, Bagaimanapun “Hikmat [tetap] lebih baik dari pada keperkasaan, walaupun hikmat orang miskin dihina” (ay.16). Lebih baik menjadi orang yang jujur dan tenang, walau dilupakan meskipun telah melakukan banyak kebaikan, daripada menjadi orang bodoh yang menyombongkan diri dengan teriakannya. Meskipun banyak orang memberinya tepuk tangan, ia “dapat merusak banyak hal baik” (ay.18).
Dengan demikian, yang terpenting pada akhirnya bukanlah penghargaan dan ucapan terima kasih yang kita terima atas pekerjaan yang telah kita lakukan, tetapi jiwa-jiwa mereka yang lembut, yang menjadi tempat persemaian dari benih-benih keadilan yang kita taburkan. Dengan kata lain: “Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (Luk. 7:35). Siapakah yang telah Anda pengaruhi dengan kebijaksanaan Anda dan hikmat yang saleh? —DHR
Tolong aku ‘tuk berjalan dekat dengan-Mu
Supaya mereka yang sangat mengenalku bisa melihat
Hidupku sesuai dengan doaku,
Dan Kristus semakin nyata dari hari ke hari. —Ryberg
Orang berhikmat mengarahkan semua sasaran duniawinya
untuk meraih keuntungan surgawi.
Bagikan Komentar Kamu