21.06: Dari Dalam Hati Kita

Senin, 21 Juni 2010

Baca: Markus 7:14-23

“Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” —Markus 7:15

Piala Dunia 1986 menjadi milik Diego Maradona. Statusnya sebagai legenda sepakbola dikukuhkan di kejuaraan itu, terutama karena penampilannya dalam pertandingan perempat final melawan Inggris.

Dalam pertandingan yang berakhir 2-1 bagi kemenangan Argentina, gol kedua yang dicetak Maradona terpilih sebagai gol terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia. Menggiring bola dari sisi lapangannya sendiri, ia hanya membutuhkan 11 sentuhan pada bola untuk menggocek dan melewati 5 pemain Inggris sebelum menyontek bola ke gawang kosong yang dijaga Peter Shilton. Dalam 12 detik itulah ia membuktikan diri sebagai salah satu pemain sepakbola terbaik yang pernah ada di atas bumi.

Namun pertandingan tersebut dikenang juga karena gol kontroversial “Tangan Tuhan” yang dicetak olehnya. Bola jelas-jelas dengan sengaja disentuhnya, tetapi gol tersebut tetap disahkan. Walaupun ia berbuat curang, ia menganggap itu adalah berkat pertolongan Tuhan. Keberhasilan Maradona yang hebat ini dinodai oleh suatu peristiwa tidak jujur yang diperbuatnya.

Hal ini juga mencerminkan kebenaran yang dinyatakan Alkitab mengenai sifat manusiawi kita. Yesus berkata, bukan apa yang masuk ke dalam diri yang menodai kita, tetapi apa yang keluar (Mrk. 7:20-23). Kita tetap dapat menjadi egois dan melakukan dosa pada saat kita merasa baik-baik saja. Dan karena masalah kita terletak di dalam diri, kita tidak dapat menyelesaikannya dengan usaha sendiri. Melakukan menurut kemauan kita sendiri dan melanggar hukum Allah adalah hal yang buruk. Kita sungguh membutuhkan pertolongan Tuhan. —Jon Lindsay

Karakter kita ditunjukkan oleh apa yang kita perbuat ketika kita berpikir tidak ada orang yang tahu apa yang kita kerjakan.

“Pada setiap hari yang baru, saya bersyukur kepada Allah atas apa yang telah dianugerahkan-Nya kepada saya. Saya membutuhkan Yesus karena tanpa Dia, saya bukanlah apa-apa.” —Cyrille Domoraud (Pantai Gading)

Bagikan Konten Ini
0 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *