Berhenti Untuk Menolong
Jumat, 11 Juni 2010
Baca: Lukas 10:30-37
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. —Lukas 10:27
Dr. Scott Kurtzman adalah kepala ahli bedah di Rumah Sakit Waterbury di Connecticut. Ia sedang dalam perjalanan untuk mengajar suatu mata kuliah ketika ia menyaksikan tabrakan beruntun yang mengerikan karena melibatkan 20 kendaraan. Perasaan trauma berkecamuk di hati dokter ini ketika ia berjalan melewati banyak besi ringsek yang berserakan tersebut sambil berseru, “Siapa yang butuh pertolongan?” Setelah menolong selama 90 menit, para korban dapat dibawa ke rumah sakit terdekat, dan Dr. Kurtzman berkata, “Orang yang diberkati dengan kemampuan seperti saya tak dapat begitu saja meninggalkan seseorang yang sedang terluka. Saya tak mau menjalani hidup seperti itu.”
Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang pria yang bersedia berhenti untuk menolong sesama (Luk. 10:30-37). Seorang Yahudi telah dicegat, ditelanjangi, dirampok dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Seorang imam Yahudi dan seorang Lewi melewati tempat kejadian itu, melihat orang yang sekarat itu, tetapi malah melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang dianggap hina. Ia melihat orang yang sekarat itu dan belas kasihan pun menyeruak. Belas kasihan ini dilanjutkan dengan perbuatan: orang Samaria ini mengobati dan membalut luka-luka orang itu, membawanya ke penginapan, merawatnya, membayar biaya penginapan, dan berjanji pada pemilik penginapan untuk kembali melunasinya bila ada tagihan tambahan.
Ada banyak orang yang menderita di sekeliling kita. Dengan digerakkan oleh belas kasihan atas penderitaan mereka, marilah kita menjadi orang yang bersedia berhenti untuk menolong. —MLW
Jangkaulah dalam nama Yesus
Dengan tangan kasih dan kepedulian
Kepada mereka yang membutuhkan
Dan terjerat dalam keputusasaan hidup. —Sper
Belas kasihan selalu disertai perbuatan.
Beri pertolongan pada orang yang membutuhkan dengan kasih, karena Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita 🙂
Perumpamaan ini merupakan perumpamaan yang sangat tepat dan efektif untuk menegur orang kristen. Masih adakah kasih di dalam hidup kita.
Sejenak tinggalkan pragmatis & keegoisan yang telah merangsek masuk dalam sisi kehidupan kita, untuk mau leibh peka lagi dengan saling mengasihi, sebagai cermin akan kasih Yesus dalam hidup kita.
Tuhan, asahlah hati anakmu ini supaya lebih peka terhadap penderitaan dan kebutuhan orang lain di sekitar kami dan supaya dapat menjadi berkat bagi mereka untuk kemuliaan namaMU
Jadikan kami pelita yg menyala di tengah semua orang agar namaMu yg dimuliakan