Ancaman Khayalan
Senin, 21 Juni 2010
Baca: Kejadian 33:1-4
Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia. —Kejadian 33:4
Musim semi yang lalu, jendela salah satu ruangan di rumah kami berkali-kali diserang seekor burung murai. Burung itu bertengger di dasar jendela, mengebaskan bulu-bulunya, berkicau nyaring, lalu terbang dengan kepala mengarah ke kaca jendela.
Saya melakukan sejumlah penelitian dan belajar bahwa burung murai cenderung menguasai wilayahnya. Saat mengeram di sarangnya, burung murai mengusir semua murai lain yang mendekati sarangnya. Mungkin burung murai yang masuk ke rumah kami ini melihat bayangannya sendiri pada jendela kaca dan berpikir bahwa itu adalah burung murai lain. Suatu ancaman yang tidak nyata, yang hanya merupakan ilusi.
Dalam Perjanjian Lama, sebagai contoh, kita melihat ketika Yakub membayangkan sebuah ancaman yang sesungguhnya tidak ada. Bertahun-tahun sebelumnya, Yakub telah mencuri berkat kakaknya, Esau, yang diberikan ayah mereka. Sekarang, setelah berpisah selama bertahun-tahun, mereka akan bertemu kembali. Yakub berpikir Esau akan melukainya, sehingga terlebih dulu ia mengirim banyak hadiah sebagai tawaran damai. Lalu, saat ia melihat Esau mendekat dengan membawa 400 orang, Yakub menjadi panik. Padahal, apa yang disangka Yakub sebagai pasukan penyerang, ternyata merupakan panitia penyambutan. “Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka” (Kej. 33:4).
Dalam hubungan antar pribadi, kadang-kadang kita salah menafsirkan keadaan. Kita harus meminta Tuhan untuk memberi kita kepekaan sehingga kita tidak kehilangan persahabatan karena suatu ancaman khayalan. —HDF
Aku keluar ‘tuk mencari teman
Namun, tak seorang pun kutemukan;
Aku keluar ‘tuk menjadi seorang teman,
Dan banyak teman di mana-mana kutemukan! —Payne
Jangan takut pada orang yang dikira musuh,
tetapi percayalah pada Tuhan untuk mendapat teman baru.
Bagikan Komentar Kamu