Pengabdian Allah

Selasa, 4 Mei 2010

Baca: Efesus 3:14-21

Kamu berakar serta berdasar di dalam kasih . . . dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. — Efesus 3:17-19

Di tahun 1826, seorang penulis Inggris, Thomas Carlyle, menikah dengan Jane Welsh, seorang penulis yang juga cukup sukses. Jane mengabdikan dirinya untuk kesuksesan suaminya dan melayaninya dengan sepenuh hati.

Karena penyakit perut dan gangguan syaraf yang dideritanya, Thomas bertemperamen kasar. Jadi Jane membuatkan makanan khusus untuknya dan terus menjaga ketenangan di rumah supaya Thomas dapat tetap menulis.

Thomas jarang menyadari dukungan yang diberikan Jane untuknya dan juga jarang meluangkan banyak waktu dengan Jane. Meskipun demikian, Thomas menceritakan tentang Jane kepada ibunya, “Aku bisa mengatakan dalam hatiku kalau Jane . . . mencintaiku dengan suatu bentuk pengabdian yang menjadi misteri bagiku karena aku tak layak untuk menerimanya. Jane . . . memandang dengan keceriaan yang begitu lembut kepada wajah muramku, sehingga harapan baru kurasakan setiap kali aku menatap matanya.”

Kita pun memiliki Pribadi yang mengasihi kita dengan suatu pengabdian yang menjadi misteri bagi kita karena pendosa seperti kita tidak layak untuk menerimanya! Dia adalah Bapa surgawi kita, “yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua” (Rm. 8:32). Kasih-Nya begitu lebar, panjang, dalam, dan tinggi, dan melampaui pengetahuan kita (Ef. 3:18-19).

Begitu pentingnya memahami dan menghargai kasih Allah sehingga Paulus berdoa untuk jemaat di Efesus supaya mereka “berakar serta berdasar” di dalam kasih itu (ay.17). Kiranya kita mengalami hal ini juga. —AMC

Aku selalu dapat mengandalkan Allah, Bapa surgawiku,
Karena Dia tidak berubah, Dia selalu sama;
Kemarin, hari ini, selamanya, Allah itu setia,
Kutahu Dia mengasihiku, pujilah nama-Nya yang kudus. —Felten

Tak ada sukacita yang lebih besar selain mengetahui bahwa Allah mengasihi kita.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. ppgt jemaat ria
    ppgt jemaat ria says:

    Allah tak berubah walaupun kadang waktu dan keadaan berubah. Segala tindakanNya tak dapat dimengerti lewat pikiran. Semua yang dilakukan Allah adalah untuk kebaikan. Di kala dunia ini makin kacau tak ada orang yang mengerti sejauh mana Allah melakukan karyaNya. kadang karyaNya tak sesuai yang dibayangkan oleh setiap umat yang percaya. tetapi pertanyaan apa makna hidup orang sekarang dengan begitu banyak kekacauan? Semoga Spririt paskah yakni kekacauan pada malam hari dan ketika sudah pagi-pagi semua jadi rapi. Salam Pemuda.

  2. Ferry
    Ferry says:

    “Pengabdian Tuhan pada kita tak akan pernah berubah, bahkan Tuhan sendiri tidak bisa memungkiri hal tsb, walaupun pengabdian kita kepada Tuhan seringkali hanya didasarkan pada kondisi atau keadaan, tetapi Dia tetap Tuhan yang setia, mari belajar bersama memberi hidup sepenuhnya pada Tuhan”

  3. Galih
    Galih says:

    Kita akan selalu menang saat menghadapi pencobaan bila kita menyerahkan segala permasalahan itu ke dalam tangan kasih Allah selalu.Amin.
    Gb us all.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *