Pelajaran dari “Banana Slug”

Sabtu, 24 April 2010

Baca: Mikha 6:1-8

Apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? —Mikha 6:8

Nama tim olahraga punya asal-usul beragam. Ada nama yang diambil dari sejarah (Spartans, Mountaineers), alam (Cardinals, Terrapins), dan bahkan warna (Orange, Reds). Bahkan ada tim yang namanya diambil dari nama jenis moluska.

Di tahun 1980-an, University of California at Santa Cruz (UCSC) akan terlibat dalam pertandingan olahraga. UCSC agak memandang rendah perhatian berlebihan dari sejumlah sekolah yang mengalami kejayaan di bidang atletik. Jadi, badan kemahasiswaan mencari nama tim yang akan mencerminkan pendekatan yang agak berbeda. Mereka memutuskan untuk menamakan timnya Banana Slug (Siput Pisang), sejenis moluska tanpa cangkang berwana kuning, bergerak lambat, dan berlumur lumpur. Ini adalah cara cerdas dari UCSC di dalam memberikan sudut pandang yang seimbang terhadap nilai yang tidak mutlak dari olahraga.

Saya sangat suka olahraga. Namun, saya tahu bahwa olahraga dapat dengan mudah menjadi hal yang lebih penting daripada yang semestinya. Hal paling berharga dalam hidup adalah yang dikatakan Yesus sebagai sesuatu yang terpenting, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati kita dan mengasihi sesama kita, seperti kita mengasihi diri kita sendiri (Mat. 22:37-39). Mikha membuat daftar persyaratan yang diajukan Allah, yaitu: “berlaku adil”, “mencintai kesetiaan”, dan “hidup dengan rendah hati di hadapan Allah” (6:8). Bagi orang yang percaya kepada Yesus, penting untuk memastikan bahwa tidak ada hal lain menempati prioritas tertinggi di atas semua harapan Allah bagi kita.

Apa yang paling penting bagi Anda? Spartans? Red Sox? Ataukah mengasihi Allah dalam pikiran, perkataan, dan tindakan? —WEC

Tuhan, apa yang paling penting bagi-Mu hari ini?
Apa yang dapat mengarahkanku di setiap hal yang kami lakukan?
Dapatkah kiranya tidak satupun di antaranya
Menganggu kasihku yang mendalam kepada-Mu? —Branon

Waspadalah ketika menggunakan terlalu banyak waktu untuk hal-hal yang tidak terlalu penting.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. amin
    amin says:

    Renungan yang indah pagi ini…mengingatkan saya untuk bijaksana membagi waktu untuk segala aktivitas dan waktu pribadi saya dengan Allah.

    Sangat mudah bagi kita untuk menghabiskan banyak waktu dalam sehari untuk segala aktivitas yang kita sukai, tetapi sangat sulit untuk menyediakan sedikit waktu untuk mengenal Yesus lebih dekat lewat doa kita, atau persekutuan pribadi kita.

  2. Yoga
    Yoga says:

    Tanpa kita sadari dalam hari lepas hari kita sering banyak membuang waktu demi melakukan hal yang kita sukai, tapi dibalik itu semua hal tersebut tidak ada maknanya justru yang ada hanya kesenangan sesaat saja.

    Direnungan ini Tuhan mengingatkan kita untuk menggunakan waktu dengan bijaksana dan selalu belajar dalam setiap keadaan yang ada, dan gunakan juga waktu itu untuk mengucap syukur kepada Tuhan sebab Dia baik.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *