Ko-Pilot Kita?

Minggu, 25 April 2010

Baca: Galatia 2:11-21

Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. —Galatia 2:20

Stiker di bumper bertuliskan “Yesus adalah ko-pilotku” mungkin bermaksud baik, tetapi tulisan itu selalu mengusik saya. Kapan pun saya duduk di kursi pengemudi untuk mengemudikan hidup saya, tujuan saya ke mana pun tidak ada yang baik. Yesus tidak seharusnya ditempatkan sebagai “ko-pilot” rohani yang kadang-kadang memberikan petunjuk arah. Yesus seharusnya selalu ditempatkan di kursi pengemudi. Titik!

Kita sering berkata bahwa Yesus mati untuk kita, dan memang benar demikian. Namun, ada makna lain yang lebih mendalam. Karena Yesus mati di atas kayu salib, sesuatu di dalam kita telah mati, yaitu kuasa dosa. Inilah yang dimaksud Paulus ketika ia berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Kita sebenarnya turut disalibkan bersama-Nya. Ketika Yesus duduk di kursi pengemudi, tujuan-tujuan yang lama telah dibatasi. Tidak ada lagi agenda untuk kembali menyusuri jalan-jalan yang mengutamakan diri sendiri, serakah, atau hawa nafsu. Tidak ada lagi petualangan-petualangan yang melenceng dari jalan dan terdampar di dalam kubangan keangkuhan atau parit kepahitan. Kita telah disalibkan bersama-Nya dan Dia yang mengemudi! Yesus telah mati sehingga hanya Dia yang dapat mengemudikan dan mengarahkan diri kita.

Jadi, jika kita telah mati dan Kristus hidup di dalam kita, Yesus bukanlah ko-pilot. Sukacita kita adalah ketika memperkenankan Yesus yang mengemudi dan mengarahkan hidup kita. Mungkin ada sejumlah kendala di jalan, tetapi kita dapat mempercayai-Nya—Dia akan membawa kita ke tempat yang tepat. —JMS

Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu untuk keselamatan,
Untuk belas kasih-Mu, yang sempurna dan cuma-cuma;
Inilah semua pengabdianku,
Memuliakan diri-Mu di dalamku. —Codner

Masih mengemudikan hidup Anda sendiri?
Ini saatnya memperkenankan Yesus yang mengemudi.


Bagikan Konten Ini
6 replies
  1. yoga julius
    yoga julius says:

    Tuhan aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas penyertaan keselamatan dan kasih-Mu yang Kau curahkan terhada setiap aspek kehidupanku, ajar aku Tuhan untuk dapat bersyukur dan menghargai itu semua yang Tuhan beri dengan cuma-cuma agar semakin nyata kasih-Mu di dalam hidupku dan aku semakin dekat pada-Mu.Amin

    Thanks God and Love You….

  2. Gea
    Gea says:

    nice…!!!
    Tuhan emank harus ditempatkan sebagai pilotnya, dan kitalah yang mengikuti kemana pilot itu membawa pesawat kita terbang 🙂
    GBU all..

  3. Caspian
    Caspian says:

    gw blm 100% k4si kemudi to papa J. Ada bag2 yg gw rasa ni … gw lbh t4u the best. T4pi renungan hr ini negesin klo gw hrs totally nyerahin kemudi & njadiin papa J pilot gw di smua bag hidup…hufft. Prl blajar ni krn gw tau it’s not easy… Tp papa J akan bawa gw ke tmp yg tepat…what a great promise!

  4. Daniel Ale Sandro
    Daniel Ale Sandro says:

    Masa mudaku akan kuserahkan sepenuhnya padaMU God… dan biarlah semua kendali Tuhan yang pegang sampai pada akhirnya rancangan Tuhan didalam hidupku berakhir sempurna sesuai dengan kehendakNYA ^_^

  5. carlos sianipar
    carlos sianipar says:

    Tuhan tuh luar biasa ,Dia sllu mnuntun kta kmanapun pergi………
    Tuhan itu juga baik bgiku ,DIA takkan prnh tingglkan ku wlaupun aku mengalami pergumulan tpi Dia sllu menopangku.
    jd tman yg d kasihi TUHAN YESUS kta jgnlah prnh ptus asa sbb pengharpan sllu ada yaitu brharap kpada YESUS KRISTUS.AMIN.GBU

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *