Saat Kita Jemu

Kamis, 27 September 2018

Saat Kita Jemu

Baca: Galatia 6:1-10

6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik. —Galatia 6:9

Saat Kita Jemu

Terkadang mencoba melakukan sesuatu yang benar sangatlah melelahkan. Adakalanya kita bertanya-tanya, Apakah kata-kata dan tindakan saya yang bermaksud baik ini ada pengaruhnya? Saya memikirkan hal tersebut ketika baru-baru ini saya mengirimkan e-mail kepada seorang teman dengan maksud untuk menguatkannya, tetapi ia justru membalas saya dengan kemarahan. Saya langsung merasa terluka sekaligus marah. Mengapa ia bisa salah paham dengan maksud saya?

Sebelum merespons dalam kemarahan, saya menyadari bahwa kita tidak akan selalu melihat hasilnya (atau hasil yang kita inginkan) ketika kita memberitahukan kepada seorang teman tentang Yesus yang mengasihi mereka. Ketika kita melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain dengan harapan agar mereka datang kepada Allah, mungkin saja mereka akan menolak kita. Pendekatan kita yang lembut agar orang lain mau melakukan apa yang benar mungkin akan mereka abaikan.

Galatia 6 adalah pasal yang tepat untuk dibaca ketika kita merasa kecewa atas respons seseorang terhadap kebaikan yang kita lakukan. Di pasal tersebut, Paulus mendorong kita untuk mempertimbangkan motivasi kita—“menguji pekerjaan [kita] sendiri”—dalam perkataan dan perbuatan kita (ay.1-4). Ketika kita sudah mengujinya, Paulus menguatkan kita untuk tetap bertekun: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang” (ay.9-10).

Allah ingin kita terus hidup bagi-Nya, dan itu termasuk mendoakan orang lain dan menceritakan tentang diri-Nya kepada mereka. Itulah artinya “berbuat baik”. Hasil dari perbuatan kita itu adalah urusan Tuhan. —Alyson Kieda

Ya Tuhan, terima kasih atas penguatan yang kami terima dari firman-Mu. Tolonglah kami untuk bertekun melakukan hal-hal yang baik.

Serahkanlah hasil dari perbuatan baik kamu ke dalam tangan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 3-4; Galatia 6

Bagikan Konten Ini
57 replies
« Older Comments
  1. Selvi Apriana Harianja
    Selvi Apriana Harianja says:

    luar biasa firman Tuhan yg menguatkan aku utk tetap berbuat baik walaupun dunia tidak baik pada ku. ????

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *