Saat Hal Buruk Terjadi

Selasa, 7 Agustus 2018

Saat Hal Buruk Terjadi

Baca: 1 Raja-Raja 17:15-24

17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

17:17 Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.

17:18 Kata perempuan itu kepada Elia: “Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?”

17:19 Kata Elia kepadanya: “Berikanlah anakmu itu kepadaku.” Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya.

17:20 Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?”

17:21 Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya.”

17:22 TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.

17:23 Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: “Ini anakmu, ia sudah hidup!”

17:24 Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar.”

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. —Ibrani 4:16

Saat Hal Buruk Terjadi

Ketika krisis keuangan melanda Asia pada tahun 1997, jumlah orang yang mencari pekerjaan jauh lebih banyak daripada lowongan kerja yang tersedia. Saya termasuk salah satu pencari kerja saat itu. Setelah menunggu dengan penuh kecemasan selama 9 bulan, akhirnya saya diterima bekerja sebagai penulis naskah. Namun, perusahaan itu mengalami masa-masa sulit dan saya pun menganggur lagi.

Apakah kamu pernah mengalaminya? Baru saja satu hal buruk terlewati, tiba-tiba terjadi hal buruk yang lain. Itulah yang dialami seorang janda di Sarfat (1Raj. 17:12). Karena dalam masa paceklik, janda itu menyiapkan makanan terakhir untuk dirinya dan anaknya. Tiba-tiba Nabi Elia datang dan meminta sedikit makanan. Dengan sedikit enggan, janda itu mau berbagi dan Allah kemudian menyediakan terus tepung dan minyak baginya (ay.10-16).

Namun kemudian, anak janda itu sakit keras. Kesehatannya merosot sampai napasnya berhenti. Janda itu berseru, “Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?” (ay.18).

Adakalanya, kita mungkin bereaksi seperti janda itu—kita bertanya-tanya apakah Allah sedang menghukum kita. Kita lupa bahwa hal-hal buruk masih terjadi di dunia yang berdosa ini.

Elia membawa masalah itu kepada Allah, berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus untuk anak itu, dan Allah pun menghidupkan anak itu kembali! (ay.20-22).

Saat hal-hal buruk kita alami, kiranya kita—seperti Elia—menyadari bahwa Pribadi yang setia itu tidak akan meninggalkan kita! Kita bisa mempercayai maksud-maksud Allah sembari tetap berdoa memohon pengertian dari-Nya. —Poh Fang Chia

Allah itu baik dalam masa suka maupun duka.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 72-73; Roma 9:1-15

Bagikan Konten Ini
53 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *