Orang yang Murah Hati

Sabtu, 25 Agustus 2018

Orang yang Murah Hati

Baca: 1 Tawarikh 29:1-14

29:1 Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: “Salomo, anakku yang satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Allah.

29:2 Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam.

29:3 Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri

29:4 tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan,

29:5 yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?”

29:6 Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya.

29:7 Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi.

29:8 Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN.

29:9 Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.

29:10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: “Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.

29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.

29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

29:13 Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.

29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.

Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. —1 Tawarikh 29:14

Orang yang Murah Hati

Setelah melihat semua yang pernah Allah lakukan di sepanjang sejarah gereja kami, para pemimpin mengusulkan kepada jemaat untuk membangun gedung olahraga baru yang bisa kami gunakan untuk melayani masyarakat luas. Mereka menyatakan akan menjadi pihak pertama yang berkomitmen mendanai pembangunan itu. Awalnya saya berdoa dengan hati yang egois, karena tak ingin memberikan persembahan lebih dari yang kami tekadkan sebelumnya. Meskipun demikian, saya dan suami setuju mendoakan proyek itu. Namun, saat mengingat kembali pemeliharaan Allah atas hidup kami, kami memutuskan untuk memberikan persembahan bulanan. Pada akhirnya, total persembahan jemaat kami pun cukup untuk membayar seluruh biaya yang dibutuhkan.

Saat bersyukur melihat bagaimana Allah memakai gedung itu untuk memberkati masyarakat sekitar, saya teringat kepada seseorang yang juga murah hati, yaitu Raja Daud. Meski Tuhan tidak memilihnya untuk membangun Bait Allah, Daud menginvestasikan semua sumber daya untuk proyek itu (1Taw. 29:1-5). Para pemimpin di bawah Daud dan orang-orang yang mereka layani juga memberi dengan murah hati (ay.6-9). Daud mengakui bahwa semua persembahan yang mereka berikan sesungguhnya telah mereka terima terlebih dahulu dari Allah—Pencipta, Pemelihara, dan Pemilik segala sesuatu (ay.10-16).

Ketika kita mengakui Allah sebagai pemilik segala sesuatu, kita dapat berkomitmen untuk memberi dengan penuh syukur, murah hati, dan setia demi memberkati orang lain. Kita pun dapat mempercayai bahwa Allah akan menyediakan yang kita butuhkan—bahkan mungkin menggerakkan orang lain untuk bermurah hati dan menolong kita di saat kita membutuhkan pertolongan. —Xochitl Dixon

Tuhan, tolonglah kami mengingat bahwa Engkaulah pemilik segalanya saat kami bertekad mempersembahkan seluruhnya kepada-Mu dengan rela dan tanpa pamrih.

Allah telah memberi kita terlebih dahulu, dan pemberian kita yang terbaik sekalipun takkan cukup untuk menyamai kemurahan hati-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40