Rahasia Agung

Minggu, 5 Agustus 2018

Rahasia Agung

Baca: Nahum 1:1-7

1:1 Ucapan ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh.

1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.

1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

1:4 Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu.

1:5 Gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bumi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya, dunia serta seluruh penduduknya.

1:6 Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya.

1:7 TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya

Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa. —Nahum 1:3

Rahasia Agung

Suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan bersama seorang kawan, kami berbincang-bincang tentang kecintaan kami pada Alkitab. Saya terkejut ketika ia mengatakan, “Aku tak terlalu suka dengan Perjanjian Lama. Isinya penuh dengan kekerasan dan balas dendam. Aku lebih suka membaca tentang Yesus!”

Kita mungkin akan sepaham dengannya bila kita membaca seperti kitab Nahum dan dikejutkan oleh pernyataan seperti ini, “Tuhan itu pembalas dan penuh kehangatan amarah” (Nah. 1:2). Namun, ayat berikutnya memberi kita pengharapan, “Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa” (ay.3).

Ketika menyelidiki lebih jauh tentang amarah Allah, kita pun memahami bahwa ketika Allah menunjukkan kemarahan-Nya, itu lebih sering karena Dia membela umat-Nya atau kekudusan nama-Nya. Karena kasih-Nya yang melimpah, Allah menuntut keadilan atas pelanggaran yang terjadi sekaligus menghendaki penebusan orang-orang yang telah berpaling dari-Nya. Kita melihat hal itu bukan hanya dalam Perjanjian Lama, ketika Dia memanggil umat-Nya untuk kembali kepada-Nya, tetapi juga dalam Perjanjian Baru, saat Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal menjadi penebus dosa-dosa kita.

Kita mungkin tidak dapat memahami sepenuhnya rahasia agung tentang karakter-karakter Allah. Namun, kita dapat percaya bahwa Allah tidak hanya berlaku adil, tetapi juga menjadi sumber dari segala kasih. Kita tidak perlu takut kepada-Nya, karena Tuhan itu “baik, Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya” (ay.7). —Amy Boucher Pye

Allah Bapa, Engkau sungguh baik. Engkau penuh kasih dan murah hati. Tolong aku untuk lebih memahami sebagian rahasia tentang kasih-Mu yang telah menebus kami.

Keadilan dan belas kasihan Allah berpadu di kayu salib.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 68-69; Roma 8:1-21