Keindahan yang Tersembunyi

Jumat, 6 Juli 2018

Keindahan yang Tersembunyi

Baca: 1 Samuel 16:1-7

16:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”

16:2 Tetapi Samuel berkata: “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.” Firman TUHAN: “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.

16:3 Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.”

16:4 Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?”

16:5 Jawabnya: “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini.” Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.

16:6 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”

16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. —1 Samuel 16:7

Keindahan yang Tersembunyi

Anak-anak kami perlu sedikit dibujuk agar mau diajak snorkeling untuk melihat-lihat pemandangan di bawah permukaan Laut Karibia dari lepas pantai Pulau Tobago. Namun, setelah menyelam, mereka muncul kembali ke permukaan dengan sangat gembira, “Ada ribuan ikan dan banyak sekali jenisnya! Keren banget! Aku belum pernah melihat ikan yang warna-warni seperti itu!”

Anak-anak awalnya tidak terkesan karena permukaan laut itu terlihat sama jernihnya dengan danau di dekat rumah kami. Hampir saja mereka melewatkan keindahan yang tersembunyi di bawah permukaan laut.

Ketika Nabi Samuel pergi ke Betlehem dengan tujuan mengurapi salah seorang anak Isai untuk menjadi raja berikutnya, ia melihat Eliab, anak sulung Isai. Samuel sangat terkesan dengan paras Eliab dan mengira ia sudah menemukan orang yang tepat, tetapi Tuhan menolak Eliab. Allah mengingatkan Samuel bahwa “bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (1Sam. 16:7).

Kemudian Samuel menanyakan anak-anak Isai lainnya. Anak yang bungsu tidak hadir karena sedang menggembalakan kambing domba. Kemudian anak yang bernama Daud itu dipanggil dan Tuhan pun mengarahkan Samuel untuk mengurapinya.

Kita sering melihat manusia dari penampilan luarnya saja dan tidak sungguh-sungguh meluangkan waktu untuk mengenal keindahan diri mereka yang kadang tersembunyi. Kita tidak selalu menghargai apa yang Allah hargai. Namun, seandainya kita mengambil waktu untuk memperhatikan apa yang ada di balik penampilan luar seseorang, mungkin saja kita akan menemukan keindahan yang tak terduga. —Lisa Samra

Bapa Surgawi, terima kasih karena Engkau tak menilai manusia dari apa yang dilihat mata, tetapi melihat hati kami. Tolonglah aku meluangkan waktu untuk bisa melihat lebih jauh dari yang terlihat agar kutemukan keindahan yang sejati dan kekal.

Allah dapat menolong kita untuk melihat keindahan dalam diri orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 32-33; Kisah Para Rasul 14

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. Patrecia Angraini Simatupang
    Patrecia Angraini Simatupang says:

    bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (1Sam. 16:7).

  2. Jonathan William Hutahaean
    Jonathan William Hutahaean says:

    terpujilah Tuhan untuk setiap ciptaan-Nya.
    ajarilah kami untuk boleh melihat setiap ciptaanmu begitu berharga, dan ajarilah kami untuk terus menghargai setiap ciptaanMu. selidiki hati kami dan biarlah kami terus di kuduskan oleh kasih Allah. Amin

  3. Setyoadi Purwanto
    Setyoadi Purwanto says:

    kadang terjebak menilai sesama menurut tampak luarnya. Berulang terjadi…. terima kasih sudah mengingatkan bahwa yang dari hati ya g dinilai Tuhan

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *