Berkat di Tengah Kekacauan

Senin, 18 Juni 2018

Berkat di Tengah Kekacauan

Baca: Kejadian 28:10-22

28:10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.

28:11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.

28:12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.

28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”

28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.”

28:17 Ia takut dan berkata: “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga.”

28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.

28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.

28:20 Lalu bernazarlah Yakub: “Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,

28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.

28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”

Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. —Filipi 1:6

Berkat di Tengah Kekacauan

Kadang saya berpikir, ketika saya membuat kacau, saya sendiri yang harus membereskannya. Walaupun saya percaya bahwa Allah penuh kasih sayang, saya cenderung bersikap seolah-olah Dia hanya mau menolong pada saat keadaan saya baik-baik saja.

Pandangan yang tidak benar itu tergambar dengan sangat indah lewat perjumpaan pertama Allah dengan Yakub.

Seumur hidup, Yakub berusaha mengubah nasibnya. Ia lahir sebagai anak kedua di masa ketika putra sulunglah yang menerima berkat dari sang ayah—berkat yang diyakini sebagai jaminan kesejahteraan masa depan seseorang.

Jadi, Yakub memutuskan untuk melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan berkat ayahnya. Akhirnya, dengan menipu, ia berhasil mendapatkan berkat yang sebenarnya dimaksudkan untuk kakaknya (Kej. 27:19-29).

Namun, sebagai akibatnya, keluarga Yakub terpecah dan ia harus melarikan diri dari kakaknya yang murka (ay.41-43). Keadaan itu tentu jauh sekali dari bayangan Yakub tentang hidup yang diberkati.

Akan tetapi, setelah menjalani hidup yang penuh siasat, Yakub bertemu dengan Allah pada suatu malam (28:11). Allah menunjukkan kepada Yakub bahwa ia tidak perlu bersiasat untuk menerima berkat, karena ia sudah diberkati. Tujuan hidup Yakub—yang jauh lebih besar daripada kelimpahan materi (ay.14)—dijamin penuh oleh Pribadi yang tidak akan pernah meninggalkan dirinya (ay.15).

Itulah pelajaran yang harus dipelajari Yakub di sepanjang hidupnya.

Demikian juga kita. Sebesar apa pun penyesalan yang kita rasakan atau seberapa pun kita merasa jauh dari Allah, sesungguhnya Dia tetap hadir—menuntun kita dengan lembut dan membawa kita keluar dari tengah kekacauan untuk menerima berkat dari-Nya. —Monica Brands

Tuhan, kami sering merasa terperangkap oleh kesalahan kami sendiri, sehingga kami merasa tak ada lagi masa depan bagi kami. Ingatkan kami bahwa Engkaulah Allah Yakub yang takkan melalaikan tujuan-Mu atas hidup kami.

Allah tidak pernah melalaikan kasih dan tujuan-Nya atas hidup kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 10-11; Kisah Para Rasul 4:1-22

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. Oriana Ellea
    Oriana Ellea says:

    saya merasa hari ini Tuhan sedang menegur saya, terima kasih Tuhan selalu setia dan sangat mencintaiku

  2. DM TELAUMBANUA
    DM TELAUMBANUA says:

    Terima kasih Tuhan Engkau sungguh baik, ketika kami terperangkap akibat perbuatan kami yang salah, Engkau tetap mau menolong kami, berikanlah kami hati yang taat kepada Mu.Terpujilah Tuhan Haleluya Aminn!

  3. manto
    manto says:

    Tuhan terimakasih dn saya bersyukur krn Engkau sll memperingatkan dn memberi kekuatan disaat saya menghadapi pergumulan serta Engkau memberi jalan keluarnya…Haleloya Amien…Imanuel!

  4. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Terimakasih Tuhan atas Kasih Mu kepada kami ,,,Engkau selalu menolong kami dalam situasi apapun ,,amin

  5. GracePriyono
    GracePriyono says:

    Tuhan hadir di setiap musim hidup kita.. Percayaa ajaa Tuhan ga pernah ninggalin kita… Ia yg udah membentuk kita dari dalam rahim ibu kita…Dia yang akan selalu bersamaa kitaaa sampai kita kembali dan bersatu dengan Dia

  6. Yunika Nanill
    Yunika Nanill says:

    Amin.. kasih Tuhan tidak pernah berkesudahan bagi kita semua… Dia bahkan memberikan surga bagi kita yg percaya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *