Selasa, 5 Juni 2018
18:35 Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis.
18:36 Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?”
18:37 Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.”
18:38 Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
18:39 Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”
18:40 Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:
18:41 “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”
18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
18:43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku! —Lukas 18:38
Beberapa tahun lalu, seorang rekan perjalanan memperhatikan bahwa saya berusaha sangat keras untuk dapat melihat benda-benda yang terletak di kejauhan. Ia kemudian melakukan satu hal yang sederhana, tetapi mengubah hidup saya. Ia melepas kacamatanya dan meminta saya untuk memakainya. Ketika saya memakai kacamatanya, penglihatan saya yang semula kabur, langsung menjadi jelas. Akhirnya saya pun pergi ke dokter dan ia meresepkan sepasang kacamata yang bisa saya pesan untuk memperbaiki masalah penglihatan saya.
Bagian dari Lukas 18 yang kita baca hari ini bercerita tentang seseorang yang tidak bisa melihat sama sekali. Menjalani hidup dalam kegelapan total telah memaksanya untuk bekerja sebagai pengemis. Berita tentang Yesus, sang guru dan pembuat mukjizat yang terkenal, telah didengarnya. Ketika rute perjalanan Yesus membawa-Nya melewati tempat orang buta itu mengemis, tersulutlah harapan dalam hati orang itu. “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” serunya (ay.38). Walaupun tidak bisa melihat secara fisik, secara rohani orang itu dapat melihat jati diri Yesus yang sebenarnya dan ia percaya bahwa Dia sanggup memenuhi kebutuhannya. Kepercayaannya itu mendorongnya untuk semakin keras berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay.39). Hasilnya? Kebutaannya disembuhkan, dan ia tidak lagi mengemis melainkan memuliakan Allah karena kini ia dapat melihat (ay.43).
Di masa-masa kegelapan, ke manakah kamu berpaling? Atas dasar apa kamu berseru? Kepada siapa kamu berseru? Kacamata memang menolong untuk memperbaiki penglihatan saya, tetapi jamahan Yesus, Anak Allah, yang penuh belas kasihan sanggup membuka mata hati seseorang yang buta secara rohani. —Arthur Jackson
Ya Bapa, bukalah mata hatiku supaya aku melihat dengan jelas siapakah Yesus dan apa yang sanggup dilakukan-Nya.
Allah Bapa berkenan membuka mata hati mereka yang memohon kepada-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 23-24; Yohanes 15