Menatap Cakrawala

Selasa, 29 Mei 2018

Menatap Cakrawala

Baca: Ibrani 11:8-16

11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.

11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Kita mencari kota yang akan datang. —Ibrani 13:14

Menatap Cakrawala

Segera setelah feri mulai bergerak, putri kecil saya mengatakan bahwa ia merasa kurang enak badan. Ia mulai merasa mabuk laut. Tak lama kemudian, saya juga merasa mual. “Tatap cakrawala,” saya mencoba mengingatkan diri sendiri. Para pelaut mengatakan bahwa menatap cakrawala akan menolong sudut pandang kita untuk benar kembali.

Sang Pencipta cakrawala (Ayb. 26:10) tahu bahwa adakalanya dalam hidup ini, kita merasa takut dan gelisah. Sudut pandang kita dapat dibenarkan kembali ketika kita memusatkan perhatian pada satu titik yang tetap dari tujuan kita yang kekal di ujung jalan.

Penulis kitab Ibrani memahami hal itu. Ia dapat merasakan kegelisahan dan keputusasaan para pembacanya. Penganiayaan telah membuat banyak orang meninggalkan rumah mereka. Jadi ia mengingatkan mereka bahwa orang-orang beriman lainnya juga pernah mengalami pencobaan yang lebih berat dan kehilangan tempat tinggal. Mereka dapat bertahan di tengah-tengah semua penderitaan itu karena mereka menantikan sesuatu yang lebih baik.

Sebagai kaum yang terbuang, para pembaca kitab itu dapat menantikan sebuah kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, yakni tanah air surgawi yang telah disiapkan Allah bagi mereka (Ibr. 11:10,14,16). Jadi dalam nasihat terakhirnya, penulis mendorong para pembacanya untuk berfokus pada janji-janji Allah. “Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang” (13:14).

Masalah-masalah yang kita hadapi saat ini hanyalah sementara. Kita adalah “orang asing dan pendatang di bumi ini” (11:13), tetapi dengan menatap cakrawala dari janji-janji Allah, kita menerima pedoman yang kita perlukan. —Keila Ochoa

Bapa, di tengah-tengah masalah yang kualami, tolong aku untuk berfokus pada janji-janji-Mu.

Berfokuslah kepada Allah dan sudut pandang kita akan benar kembali.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 7-9; Yohanes 11:1-29

Artikel Terkait:

5 Mitos Tentang Surga

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. Melisa
    Melisa says:

    Bapa, ajar aku untuk bisa selalu berfokus pada janji janji-Mu
    Aku percaya janji-Mu Ya dan Amin

  2. Sulinda Manik
    Sulinda Manik says:

    Terimakasih Tuhan buat Firman Mu hari ini ,,,Kuat kan lah Iman ku Tuhan ,,,sehingga aku selalu berfokus hanya kepada Mu ,,,amin

  3. rosalindaharyanto
    rosalindaharyanto says:

    Tuhan terimakasih untuk pagi ini diingatkan bahwa ditengah kekuatiran kami, kami harus tetap berfokus padaMu

  4. Suryati Siburian
    Suryati Siburian says:

    Amin. Tolong aku Tuhan supaya tetap fokus pada janji-janjiMu pada saat ada masalah.

  5. agusti lim
    agusti lim says:

    Tuhan, kami ingin memusatkan pandangan kepadaMu, tidak lagi memfokuskan pikiran kami kepada hal2 yang bersifat sementara tetapi kepada sesuatu yang memiliki nilai kekekalan. kami tidak mau lagi berfokus pada setiap pergumulan dan kesulitan tapi kami boleh fokus padaMu, Tuhan.

  6. gede slamet riadi
    gede slamet riadi says:

    org2 benar lainnya jgn pernah mengalami penderitaan, mari belajar dr mereka untk ttp mengandalkan Tuhan. amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *