Iman, Kasih, dan Pengharapan
Kamis, 12 April 2018
Baca: 1 Tesalonika 1:1-3
1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua. —1 Tesalonika 1:2
Selama 10 tahun, bibi saya, Kathy, merawat ayahnya (kakek saya) di rumahnya. Ia sudah biasa memasak dan membersihkan rumah saat kakek masih sehat, dan kemudian menjadi perawat bagi kakek saat kesehatan kakek menurun.
Pelayanan bibi saya merupakan salah satu contoh di masa kini dari perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Ia menulis bahwa ia mengucap syukur kepada Allah atas “pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita” (1Tes. 1:3).
Bibi saya memberikan pelayanannya dalam iman dan dengan kasih. Perhatiannya yang konsisten setiap hari merupakan buah dari keyakinannya bahwa Allah memanggilnya untuk melakukan pekerjaan yang penting itu. Jerih payah yang ia berikan terlahir dari kasihnya kepada Allah dan ayahnya.
Bibi saya juga bertahan dalam pengharapan. Kakek adalah seorang yang baik hati, tetapi tidaklah mudah melihat kondisinya yang semakin menurun. Bibi harus merelakan waktunya bersama keluarga dan teman-teman, dan membatasi perjalanannya demi merawat kakek. Ia sanggup bertahan karena mempunyai pengharapan bahwa Allah akan menguatkannya hari demi hari, bersama dengan pengharapan akan surga yang menanti kakek saya.
Baik merawat kerabat, menolong tetangga, atau memberikan waktumu secara sukarela, kiranya kamu dikuatkan dalam melakukan pekerjaan yang dipercayakan Allah kepadamu. Jerih payahmu dapat menjadi kesaksian yang luar biasa tentang iman, pengharapan, dan kasih di dalam Tuhan. —Lisa Samra
Tuhan, kiranya hari ini aku melihat kebutuhan sesamaku, menerima petunjuk dari-Mu bagaimana aku dapat menolongnya, dan dimampukan oleh Roh untuk taat. Kiranya aku hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan yang Engkau berikan kepadaku.
Keindahan hidup ini dialami ketika kita mengasihi, bukan dikasihi; memberi, bukan diberi; melayani, bukan dilayani.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 19-21; Lukas 11:29-54
Amin
amin
Amin
Haleluyah Amin
????
amin
Amin
amin
Amin. Kiranya kasih karunia Tuhan dan pertolonganNya tercurah berlimpah atas anak anakNya
Amin.
Amin
Amin, tks Yesus tempa aku untuk mampu dan mengimani mengasihi, memberi dan melayani.
Amin
Jerih payahmu dapat menjadi kesaksian yang luar biasa tentang iman, pengharapan, dan kasih di dalam Tuhan.
amin
amin
Amin
Aku mau melayani Engkau dan sesamaku, Tuhan
Jadikanku alatMu agar namaMu selalu kumuliakan
Amin
Amin
Amin
amin
Amin
Amin.sangat luar biasa n sangat memberkati.
Amin.. Benar sekali.. Keindahan hidup adalah ketika kita berlaku sebagai pihak yg memberi.. Betapa baiknya Tuhan kita
AMIN
Aminn
amin
amin
kasih itu memberi, kasih itu melayani, kasih itu berkorban…
yes… amin
Amim
Tuhan, kami rindu iman, pengharapan, dan kasih kami terus bertumbuh di dalam hidup kami. Tuhan kami percaya Engkau punya rencana yang indah di dalam hidup kami, kami rindu keberadaan kami boleh menjadi berkat. kami tidak menuntut kasih tapi kami dapat mengasih, kami tidak hanya menerima tapi kami dapat memberi, tidak melulu dilayani tapi dapat melayani.
keren memotifasi
Amin
amin
Iman itu nyata,
Kasih itu konkret
dan
Harapan adalah Yesus Kristus
#copas : Keindahan hidup ini dialami ketika kita mengasihi, bukan dikasihi; memberi, bukan diberi; melayani, bukan dilayani.
Terimakasih Tuhan Engkau sangat baik. Terpujilah namaMu skrang dan sampai slamanya amin
Amin
Amin
amin
amin
Amin
amin
Amen