Iman, Kasih, dan Pengharapan

Kamis, 12 April 2018

Iman, Kasih, dan Pengharapan

Baca: 1 Tesalonika 1:1-3

1:1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua. —1 Tesalonika 1:2

Iman, Kasih, dan Pengharapan

Selama 10 tahun, bibi saya, Kathy, merawat ayahnya (kakek saya) di rumahnya. Ia sudah biasa memasak dan membersihkan rumah saat kakek masih sehat, dan kemudian menjadi perawat bagi kakek saat kesehatan kakek menurun.

Pelayanan bibi saya merupakan salah satu contoh di masa kini dari perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Ia menulis bahwa ia mengucap syukur kepada Allah atas “pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita” (1Tes. 1:3).

Bibi saya memberikan pelayanannya dalam iman dan dengan kasih. Perhatiannya yang konsisten setiap hari merupakan buah dari keyakinannya bahwa Allah memanggilnya untuk melakukan pekerjaan yang penting itu. Jerih payah yang ia berikan terlahir dari kasihnya kepada Allah dan ayahnya.

Bibi saya juga bertahan dalam pengharapan. Kakek adalah seorang yang baik hati, tetapi tidaklah mudah melihat kondisinya yang semakin menurun. Bibi harus merelakan waktunya bersama keluarga dan teman-teman, dan membatasi perjalanannya demi merawat kakek. Ia sanggup bertahan karena mempunyai pengharapan bahwa Allah akan menguatkannya hari demi hari, bersama dengan pengharapan akan surga yang menanti kakek saya.

Baik merawat kerabat, menolong tetangga, atau memberikan waktumu secara sukarela, kiranya kamu dikuatkan dalam melakukan pekerjaan yang dipercayakan Allah kepadamu. Jerih payahmu dapat menjadi kesaksian yang luar biasa tentang iman, pengharapan, dan kasih di dalam Tuhan. —Lisa Samra

Tuhan, kiranya hari ini aku melihat kebutuhan sesamaku, menerima petunjuk dari-Mu bagaimana aku dapat menolongnya, dan dimampukan oleh Roh untuk taat. Kiranya aku hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan yang Engkau berikan kepadaku.

Keindahan hidup ini dialami ketika kita mengasihi, bukan dikasihi; memberi, bukan diberi; melayani, bukan dilayani.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 19-21; Lukas 11:29-54

Bagikan Konten Ini
45 replies
  1. Kasih karunia
    Kasih karunia says:

    Amin. Kiranya kasih karunia Tuhan dan pertolonganNya tercurah berlimpah atas anak anakNya

  2. risma simbolon
    risma simbolon says:

    Amin, tks Yesus tempa aku untuk mampu dan mengimani mengasihi, memberi dan melayani.

  3. Patrecia Angraini Simatupang
    Patrecia Angraini Simatupang says:

    Jerih payahmu dapat menjadi kesaksian yang luar biasa tentang iman, pengharapan, dan kasih di dalam Tuhan.

  4. Joshua Michael
    Joshua Michael says:

    Aku mau melayani Engkau dan sesamaku, Tuhan
    Jadikanku alatMu agar namaMu selalu kumuliakan
    Amin

  5. Jeffry
    Jeffry says:

    Amin.. Benar sekali.. Keindahan hidup adalah ketika kita berlaku sebagai pihak yg memberi.. Betapa baiknya Tuhan kita

  6. agusti lim
    agusti lim says:

    Tuhan, kami rindu iman, pengharapan, dan kasih kami terus bertumbuh di dalam hidup kami. Tuhan kami percaya Engkau punya rencana yang indah di dalam hidup kami, kami rindu keberadaan kami boleh menjadi berkat. kami tidak menuntut kasih tapi kami dapat mengasih, kami tidak hanya menerima tapi kami dapat memberi, tidak melulu dilayani tapi dapat melayani.

  7. ien g
    ien g says:

    #copas : Keindahan hidup ini dialami ketika kita mengasihi, bukan dikasihi; memberi, bukan diberi; melayani, bukan dilayani.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *