Disingkapkan untuk Dipulihkan
Kamis, 15 Maret 2018
Baca: Mazmur 25:1-11
25:1 Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;
25:2 Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.
25:3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.
25:4 Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
25:5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
25:6 Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
25:7 Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
25:8 TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.
25:9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
25:10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.
25:11 Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tunjukkanlah kehendak-Mu kepadaku, ya Tuhan, nyatakanlah apa yang harus kulakukan. —Mazmur 25:4 BIS
Semasa kecil, saya pernah melihat Ayah menggarap ladang yang belum pernah diolah sebelumnya. Bajakan pertama memunculkan batu-batu besar yang kemudian disingkirkan ayah. Lalu, ia akan membajaknya lagi, dan diulang lagi, untuk semakin menggemburkan tanahnya. Setiap bajakan memunculkan bebatuan kecil yang perlu disingkirkan. Proses pembajakan itu terus dilakukan sampai ladang itu dilintasi berulang-ulang.
Pertumbuhan rohani kita juga mengalami proses yang serupa. Saat pertama kali menjadi orang percaya, kita mungkin mengalami bagaimana dosa-dosa “besar” kita disingkap-kan. Kita pun mengakuinya kepada Allah dan menerima pengampunan-Nya. Namun seiring berlalunya waktu, saat firman Allah kita hayati dan tertanam di dalam batin, Roh Kudus mulai menyingkapkan dosa-dosa lainnya. Dosa-dosa tersembunyi yang semula kita anggap kecil dan sepele kemudian muncul dalam berbagai sikap dan perilaku kita yang merusak. Dosa-dosa itu berupa kesombongan, sikap mengasihani diri, kebiasaan mengeluh, kepicikan, prasangka buruk, kedengkian, suka memuaskan diri sendiri.
Allah menyingkapkan setiap dosa kita supaya Dia dapat menyingkirkannya. Dia menyingkapkannya supaya kita dipulihkan. Ketika perilaku kita yang merusak dan tersembunyi disingkapkan, kita dapat berdoa seperti Daud sang pemazmur, “Tuhan, ampunilah aku sesuai dengan janji-Mu, sebab besarlah kesalahanku” (Mzm. 25:11 bis).
Sekalipun menyakitkan, penyingkapan itu merendahkan hati kita dan baik untuk jiwa kita. Itulah salah satu cara Allah “menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” Dia “membimbing orang yang rendah hati, dan mengajar mereka kehendak-Nya” (ay. 8-9 bis). —David H. Roper
Terima kasih, Tuhan, Engkau mengingat kami karena kasih-Mu. Tuntunlah dan arahkanlah kami. Ajar kami untuk hidup selayaknya orang yang sudah diampuni.
Yesus menerima kita apa adanya dan membentuk kita menjadi seseorang yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 26-27; Markus 14:27-53
Ketika Aku Berjuang untuk Jujur, Meski Harus Kehilangan Impianku
Amin
Tuhan membersihkan hatiku dari dosa. AMIN
amin…
Amin
jadikan aku sesuai dengan kehendak-Mu Bapa
aminnn semoga hidup saya diubahkan Tuhan seutuhnya
Amen
Amin.Sangat terberkati