Pengharapan Sejati
Kamis, 25 Januari 2018
Baca: Roma 5:1-11
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–.
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.—Roma 8:16
Baru-baru ini saya mengunjungi Empire State Building bersama seorang teman. Antrean masuknya terlihat pendek—hanya di sepanjang blok dan di seputar tikungan. Namun saat memasuki gedungnya, kami menemukan orang-orang berbaris sepanjang lobi, menyusuri tangga, hingga masuk ke suatu ruangan. Di balik setiap tikungan, kami melihat bahwa ternyata tujuan kami masih jauh.
Berbagai tempat atraksi dan wahana taman hiburan memang mengatur keramaian pengunjungnya dengan jeli supaya antreannya terlihat lebih pendek. Namun, kita bisa jadi kecewa ketika merasa tidak semakin dekat dengan tujuan kita walaupun kita telah lama mengantre.
Dalam hidup ini, terkadang kita mengalami kekecewaan yang jauh lebih berat. Pekerjaan yang kita idam-idamkan tidak terwujud; teman-teman yang kita andalkan mengecewakan kita; hubungan romantis yang coba kita kembangkan harus kandas di tengah jalan. Namun, dalam segala hal yang mengecewakan itu, firman Allah memberikan kebenaran yang menguatkan tentang pengharapan kita di dalam Dia. Rasul Paulus menuliskan, “Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rm. 5:3-5).
Ketika kita mempercayai Allah, Dia membisikkan kebenaran itu kepada kita melalui Roh-Nya. Dia meyakinkan kita bahwa kita dikasihi-Nya apa adanya dan suatu hari kelak kita akan bersama-Nya—terlepas dari apa pun rintangan yang kita hadapi. Di dalam dunia yang sering mengecewakan kita, alangkah indahnya menyadari bahwa Allah telah memberikan kepada kita pengharapan yang sejati. —James Banks
Ya Abba, Bapa, terima kasih karena aku dapat selalu mempercayai kasih-Mu yang sempurna dan tak berkesudahan.
Di dalam Kristus, orang yang putus asa akan menemukan pengharapan.
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 12–13; Matius 16
Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Dian Trisna
terimakasih Tuhan untuk semua rancangan-Mu didalam hidupku. selalu berpengharapan engkau luar biasa. thx God.
Pengharapan yang pasti, hanyalah dari Yesus Kristus.. Amin.
Amen
Love these verses:
Kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan.