Pengharapan Kekal

Senin, 18 Desember 2017

Pengharapan Kekal

Baca: Mazmur 146

146:1 Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!

146:2 Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.

146:3 Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.

146:4 Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.

146:5 Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya:

146:6 Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya,

146:7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung,

146:8 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar.

146:9 TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.

146:10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!

Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya. —Mazmur 146:5

Pengharapan Kekal

Seminggu sebelum Natal, dua bulan setelah ibu saya wafat, urusan belanja dan dekorasi Natal sama sekali tidak menjadi prioritas saya. Saya menolak upaya suami yang ingin menghibur saya di saat saya masih berduka karena kehilangan seorang ibu yang sangat beriman. Saya jengkel saat anak kami, Xavier, membentangkan dan memasang untaian lampu Natal ke dinding rumah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia menyalakan lampu Natal tersebut sebelum ia dan ayahnya berangkat kerja.

Saat lampu warna-warni itu berkelap-kelip, Allah pun menarik saya keluar dari kegelapan dengan penuh kelembutan. Sepedih apa pun kondisi yang ada, pengharapan saya tetap terjamin dalam kebenaran Allah. Kebenaran firman-Nya selalu mengungkapkan karakter-Nya yang tak pernah berubah.

Mazmur 146 menegaskan apa yang diingatkan Allah kepada saya di pagi yang suram itu: Saya dapat senantiasa “[berharap] pada Tuhan,” penolong saya, Allah yang perkasa dan penyayang (ay.5). Sebagai Pencipta segala sesuatu, Allah “tetap setia untuk selama-lamanya” (ay.6). Dia “menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas,” melindungi dan menyediakan kebutuhan kita (ay.7). “Tuhan menegakkan orang yang tertunduk” (ay.8). Dia “menjaga” kita, menegakkan kita, dan menjadi Raja untuk selama-lamanya (ay.9-10).

Adakalanya, menjelang Natal, hari-hari kita penuh dengan saat-saat yang menyenangkan. Di lain waktu, mungkin saja kita mengalami kehilangan, kepedihan, atau kesepian. Namun di setiap saat, Allah berjanji untuk menjadi terang kita dalam kegelapan dan memberi kita pertolongan yang nyata serta pengharapan yang kekal. —Xochitl Dixon

Allah Bapa, terima kasih karena Engkau mengundang kami untuk mengenal dan mengandalkan karakter-Mu yang tak pernah berubah sebagai sumber pengharapan kami yang kekal.

Pengharapan kita di dalam Allah dijamin oleh karakter-Nya yang tak pernah berubah.

Bacaan Alkitab Setahun: Obaja 1 dan Wahyu 9

Bagikan Konten Ini
23 replies
  1. Iwan Subadi
    Iwan Subadi says:

    Tuhan, ajar kami,ingatkan kami untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan selalu berharap banyak hanya kepada satu Tuhan yaitu Engkau Allah tri tunggal

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *