Natal di MacPherson

Senin, 4 Desember 2017

Natal di MacPherson

Baca: Lukas 1:68-75

1:68 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,

1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,

1:70 —seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus—

1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,

1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,

1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,

1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,

1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umatNya dan membawa kelepasan baginya. —Lukas 1:68

Natal di MacPherson

Sekitar 230 keluarga dan individu tinggal di Apartemen MacPherson Gardens, Blok 72, di lingkungan tempat tinggal saya. Setiap dari mereka memiliki kisah hidup mereka masing-masing. Di lantai sepuluh, ada seorang wanita lanjut usia yang anak-anaknya sudah dewasa, menikah, dan tidak lagi tinggal di sana. Wanita tua itu tinggal sendirian sekarang. Beberapa pintu dari tempat tinggalnya, ada pasangan muda dengan dua anak, laki-laki dan perempuan. Beberapa lantai di bawah mereka, hidup seorang pria muda yang berprofesi sebagai tentara. Ia pernah datang ke gereja, dan mungkin akan datang beribadah lagi pada hari Natal. Saya bertemu dengan setiap dari mereka pada Natal tahun lalu ketika paduan suara gereja kami bernyanyi dari pintu ke pintu di lingkungan tersebut untuk membagikan sukacita Natal.

Setiap Natal—seperti juga pada Natal yang pertama—ada banyak orang yang tidak tahu bahwa Allah telah hadir ke dunia kita sebagai bayi yang bernama Yesus (Luk. 1:68; 2:21). Mungkin saja mereka juga tidak tahu arti penting dari peristiwa itu—bahwa Natal adalah “kabar baik . . . yang sangat menggembirakan semua orang” (2:10 BIS). Ya, semua orang! Apa pun kewarganegaraan, budaya, jenis kelamin, atau kondisi keuangan kita, Yesus datang untuk mati bagi kita dan memberikan pengampunan penuh kepada kita. Oleh karena karya-Nya itu, kita dapat didamaikan dengan Allah dan menikmati kasih, sukacita, damai sejahtera, dan pengharapan-Nya. Semua orang, baik itu tetangga kita maupun rekan kerja kita di kantor, perlu mendengar kabar yang mengagumkan itu!

Pada Natal yang pertama, para malaikatlah yang menjadi pembawa kabar sukacita itu. Di masa kini, Allah rindu berkarya melalui kita untuk membagikan kabar baik itu kepada sesama kita. —Poh Fang Chia

Tuhan, pakailah aku untuk menjangkau hidup sesamaku dengan menceritakan tentang kabar kelahiran-Mu kepada mereka.

Kabar baik tentang kelahiran Yesus Kristus membawa sukacita bagi semua orang.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 47-48; 1 Yohanes 3

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. Doli Cihui
    Doli Cihui says:

    Terima kasih Tuhan Yesus untuk kelahiranMu, kematianMu, dan kebangkitanMu untuk kami semua umat manusia yang menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat kami selamanya.. Amiiinn..

  2. Jonathan Shin Henta
    Jonathan Shin Henta says:

    Terima kasih ya Tuhan Yesus… karyamu telah menolong kami untuk dapat berdoa langsung kepada Bapa dan mengenal betapa besar Kasih Bapa sesungguhnya untuk kami..

  3. Sugeng priyono
    Sugeng priyono says:

    hidup adalah kristus mati adalah suatu ke untungan,
    haleluya puji nama tuhan sepanjang hari ,karna kasih karunia Tuhan yg telah di anugerahkan kepada kita,

  4. evita
    evita says:

    semoga natal kali ini, walaupun banyak tekanan hidup, bisa jadi natal yg berkesan untuk kita semua..
    selamat minggu advent pertama 🙂
    Tuhan memberkati

  5. Henny Surbakti
    Henny Surbakti says:

    Amin… trimakasih ya Yesus atas kelahiran-Mu yg agung & membawa sukacita bagi kami ciptaan-Mu…

  6. setyawan
    setyawan says:

    Hallelujah!
    Ayat yang selalu berkesan bagiku.

    Terpujilah Allah Israel, Allah kami yang hidup, untuk selamanya. Amin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *