Lempar Balik Menjelang Akhir Tahun

Oleh Tabita Davinia Utomo, Solo

Setiap akhir tahun, kita pasti memiliki harapan atau sekadar keinginan yang ingin kita wujudkan di tahun depan. Kita juga mungkin merefleksikan kembali hal-hal apa saja yang belum tercapai di tahun ini dan bagaimana mewujudkannya di tahun dengan. Yap, inilah yang disebut sebagai resolusi. Sama seperti kebanyakan orang, aku pun memiliki resolusi dan daftar keinginan yang ingin kulakukan nanti. Berikut ini beberapa di antaranya:

  1. Aku ingin bisa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di luar pulau Jawa
  2.  Mendapatkan judul skripsi yang tepat di semester enam dan mencari data di semester tujuh
  3. Memiliki pekerjaan tetap setelah lulus kuliah, atau melanjutkan studi pasca-sarjana
  4. Menulis sebuah buku dan menerbitkannya
  5. Membuat lebih banyak portofolio untuk usaha desain grafisku

Aku bersyukur pada Tuhan karena ada banyak hal yang telah aku lakukan di sepanjang tahun 2017, dan aku percaya tahun depan pun akan ada hal-hal menarik, yang walaupun belum kuketahui, tapi pasti akan membuatku semakin dekat dengan Tuhan. Tapi, aku sadar bahwa segala pencapaianku di tahun ini terjadi bukan karena kekuatanku sendiri atau sekadar keberuntungan. Semua pencapaian tersebut, baik yang terjadi di tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya adalah karena Tuhan.

Saat berefleksi di dan menyusun resolusi, ada sebuah ayat yang terus mengingatkanku tentang pentingnya bersyukur atas hari-hari yang kulalui:

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12).

Waktu aku menuliskan tulisan ini, aku teringat dengan resolusi yang pernah kutulis dulu. Di akhir tahun 2013, aku mengikuti sebuah camp di salah satu seminari Alkitab di Malang. Pada tanggal 31 Desember malam, aku dan para peserta camp diminta untuk menuliskan kesan sepanjang tahun 2013 dan resolusi untuk tahun 2014 di atas sebuah kertas. Kertas itu kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam sebuah botol. Dan, ketika saat ini aku membuka kembali kertas resolusi itu, ada satu bagian yang membuatku terkagum:

“Ya Bapa, aku berdoa agar di tahun 2014 nanti aku dapat belajar lebih banyak tentang-Mu. Bantu aku, Roh Kudus, agar aku dapat lebih peka terhadap kehendak Tuhan bagi keluarga, sekolah, gereja, dan masa depanku. Dan tuntun aku, agar di (akhir) tahun 2014 nanti, aku juga dapat bersyukur atas tahun itu, sama seperti saat aku bersyukur untuk tahun 2013.”

Sebuah doa yang tertulis di resolusi itu adalah doa yang sederhana. Tapi, itulah yang waktu itu aku doakan, dan Tuhan berkenan melakukannya untukku. Bahkan, sampai detik ini, setelah hampir empat tahun meninggalkan tahun 2013, Tuhan tetap setia menuntun langkah hidupku. Ketika aku berdoa supaya bisa lebih mengenal-Nya, Tuhan memberiku kesempatan untuk bergabung dengan sebuah kelompok Bible Reading. Awalnya aku ragu dengan kelompok ini karena kebanyakan anggotanya adalah para wanita yang sudah bekerja atau berkeluarga. Tapi, lambat laun dari kelompok ini aku malah jadi belajar bahwa penting sekali untuk bisa membagi waktu antara keluarga, studi atau pekerjaan, dan pelayanan. Inilah yang kemudian kucoba terapkan dalam kehidupanku juga.

Di tengah jadwal kuliah dan pelayanan yang begitu padat, aku sempat berpikir untuk mundur saja dari pelayanan supaya bisa lebih fokus membagi waktuku. Rasanya sulit berkomitmen untuk melayani Tuhan di tengah rutinitas yang sangat padat. Namun, rekan pelayanan dan kekasihku malah menegurku bahwa rencana itu bukan yang terbaik. Karena itu, aku jadi belajar untuk menerapkan manajemen waktu yang efektif dan produktif. Sejak saat itu, aku melihat ada banyak kesempatan yang Tuhan bukakan agar aku lebih memaksimalkan potensiku; dua di antaranya adalah melalui menulis buku dan menggambar.

Tahun 2018 sudah di depan mata. Melalui tulisan ini, aku mengajak teman-teman untuk terus belajar percaya dan taat pada kehendak-Nya. Aku belajar untuk terus menuliskan pengalaman-pengalamanku, baik itu di buku, atau di media online supaya aku tidak lupa akan kebaikan-kebaikan yang Tuhan sudah lakukan untuk hidupku. Di kala aku merasa terpuruk, tulisan-tulisan itu menolongku untuk tidak lupa akan kebaikan Tuhan, sekalipun ada masalah yang menerpa, dan tentunya agar aku tetap semangat menjalani hari-hariku.

Akhir kata, selamat menyongosong tahun 2018, kawan! Tetap semangat!

Baca Juga:

Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Bayi Yesus?

Natal buatku adalah peristiwa yang sulit dimengerti. Katanya Yesus adalah Raja yang menyelamatkan dunia, tapi mengapa Dia malah datang dalam rupa seorang bayi mungil yang tak berdaya? Mengapa Dia memilih cara seperti ini?

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. Dewany Liunokas
    Dewany Liunokas says:

    keren luar biasa.. makasih yah kak…
    semoga ke depannya semua berjalan sesuai rencana Tuhan.

  2. ritha
    ritha says:

    smga tahun 2018 nti mbuat ku lebih berhikmat lagi dlm mengambil setiap keputusan.dan semoga Tuhan mbntu mbukakan jalan akan setiap rencana utk kebaikan.

  3. OKA
    OKA says:

    aku di Samarinda, siapa tau bisa bantu wujutkan punyamu pertama soal KKN luar jawa, instagram aku @dougiedawg_ GBU

  4. Ireine Latuihamallo Tauran
    Ireine Latuihamallo Tauran says:

    Hai..aku iren di Ambon.siapa Tau bisa KKN di kotaku.
    Terus berkarya ya…agar orang lain diberkati.

  5. Tabita Davinia Utomo
    Tabita Davinia Utomo says:

    Haii~ Trimakasiii untuk apresiasi dan perhatiannya yaa, teman-teman! 🙂 Maaf baru merespons di sini setelah post ini dimuat empat tahun lalu hehe.. Akhirnya, Tuhan menjawab doaku dengan cara-Nya yang ajaib: Dia kasih Wangkung, Kabupaten Manggarai, NTT sebagai tempat KKN-ku pada tahun 2018. Aku bahkan belum pernah dengar tempat itu sebelumnya, tapi sekarang justru Wangkung jadi salah satu tempat yang aku rindukan :”)

    Anyway, aku mau ajak teman-teman untuk berdoa bagi Wangkung dan Ruteng (ibukota Manggarai) yang saat ini sedang dilanda bencana alam. Beberapa hari lalu, ada tanah longsor dan banjir di sana (mungkin ada juga daerah-daerah sekitarnya yang terkena bencana alam, mengingat akhir-akhir ini hujan turun dengan intensitas tinggi). Kiranya Tuhan berbelas kasihan dan berkenan memulihkan daerah-daerah tersebut, serta menguatkan dan mencukupkan kebutuhan orang-orang yang terkena dampak dari bencana alam ini. Kyrie eleison.

    Terima kasih 🙂

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *