Dalam Hadirat-Nya

Kamis, 16 November 2017

Dalam Hadirat-Nya

Baca: Mazmur 89:2-18

89:2 Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.

89:3 Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

89:4 Engkau telah berkata: “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:

89:5 Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun.” Sela

89:6 Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya TUHAN, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus.

89:7 Sebab siapakah di awan-awan yang sejajar dengan TUHAN, yang sama seperti TUHAN di antara penghuni sorgawi?

89:8 Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.

89:9 Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu ada di sekeliling-Mu.

89:10 Engkaulah yang memerintah kecongkakan laut, pada waktu naik gelombang-gelombangnya, Engkau juga yang meredakannya.

89:11 Engkaulah yang meremukkan Rahab seperti orang terbunuh, dengan lengan-Mu yang kuat Engkau telah mencerai-beraikan musuh-Mu.

89:12 Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya.

89:13 Utara dan selatan, Engkaulah yang menciptakannya, Tabor dan Hermon bersorak-sorai karena nama-Mu.

89:14 Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu.

89:15 Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.

89:16 Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;

89:17 karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah.

89:18 Sebab Engkaulah kemuliaan kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami meninggi.

Berbahagialah bangsa yang beribadat dengan gembira, yang hidup dalam cahaya kehadiran-Mu, Tuhan. —Mazmur 89:16 BIS

Dalam Hadirat-Nya

Brother Lawrence, biarawan dari abad ke-17, terbiasa berdoa sebelum memulai pekerjaannya sehari-hari sebagai juru masak di komunitasnya seperti ini: “Ya Allahku . . . berilah kepadaku anugerah-Mu untuk tinggal dalam hadirat-Mu. Tolonglah aku dalam pekerjaanku. Kuasailah seluruh perasaanku.” Selama bekerja, ia senantiasa berbicara kepada Allah, memperhatikan petunjuk-Nya, dan mengabdikan pekerjaannya itu kepada-Nya. Bahkan pada saat ia sangat sibuk, ia akan mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri dan memohon anugerah-Nya. Apa pun yang terjadi, Lawrence mencari dan mendapati kasih dari Penciptanya.

Seperti yang diungkapkan di Mazmur 89, respons yang tepat kepada Allah Sang Pencipta segala sesuatu, yang berkuasa atas samudra dan disembah para malaikat, adalah mempersembahkan hidup kita seutuhnya kepada Allah. Ketika kita memahami keindahan dari Allah yang kita puja, “sepanjang hari” kita akan “bersukacita”—kapan pun dan di mana pun kita berada (ay.16-17 BIS).

Hidup kita memang penuh dengan momen-momen yang dapat membuat kita jengkel, baik ketika harus mengantre di toko atau di bandara, atau menunggu seseorang menjawab panggilan telepon kita. Momen-momen itu sesungguhnya dapat kita gunakan untuk menenangkan diri dan melihat tiap jeda yang ada sebagai kesempatan belajar “ hidup dalam cahaya kehadiran [Allah]” (ay.15 BIS).

Momen-momen yang kita anggap “sia-sia”—saat kita sedang menunggu atau terbaring sakit atau bahkan bertanya-tanya tentang apa yang akan kita lakukan selanjutnya—dapat menjadi waktu yang memungkinkan kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan hidup kita dalam cahaya kehadiran-Nya. —Harold Myra, penulis tamu

Setiap momen dapat dijalani dalam hadirat Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 3-4; Ibrani 11:20-40

Artikel Terkait:

Mengapa Enggan Berdoa?