Hadiah Terindah
Minggu, 12 November 2017
Baca: 2 Tawarikh 2:1-10
2:1 Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri.
2:2 Dan Salomo mengerahkan tujuh puluh ribu kuli, delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus mandur untuk mengawasi mereka itu.
2:3 Lalu Salomo mengutus orang kepada Huram, raja negeri Tirus, dengan pesan: “Perbuatlah terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, ketika engkau mengirim kayu aras kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya suatu istana untuk tinggal di situ.
2:4 Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Allah kami, sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya.
2:5 Dan rumah yang hendak kudirikan itu harus besar, sebab Allah kami lebih besar dari segala allah.
2:6 Tetapi siapa yang mampu mendirikan suatu rumah bagi Dia, sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, sehingga aku hendak mendirikan suatu rumah bagi Dia, kecuali sebagai tempat untuk membakar korban di hadapan-Nya?
2:7 Maka sekarang, kirimlah kepadaku seorang yang ahli mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, kain ungu muda, kain kirmizi, kain ungu tua, dan yang juga pandai membuat ukiran, untuk membantu para ahli yang ada padaku di Yehuda dan di Yerusalem, yang telah ditunjuk ayahku Daud.
2:8 Kirim juga kepadaku kayu aras, sanobar dan cendana dari gunung Libanon, sebab aku tahu, bahwa hamba-hambamu pandai menebang pohon dari Libanon. Dalam pada itu hamba-hambaku akan membantu hamba-hambamu
2:9 untuk menyediakan bagiku sejumlah besar kayu, sebab rumah yang hendak kudirikan itu harus besar dan mentakjubkan.
2:10 Dan untuk tukang-tukang yang menebang pohon kuberikan gandum dua puluh ribu kor, jelai dua puluh ribu kor, anggur dua puluh ribu bat dan minyak dua puluh ribu bat, sebagai bahan makanan bagi hamba-hambamu itu.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Rumah yang hendak kudirikan itu harus besar, sebab Allah kami lebih besar dari segala allah. —2 Tawarikh 2:5
Suami saya baru-baru ini merayakan ulang tahun di usianya yang istimewa, yakni usia yang angkanya diakhiri dengan nol. Saya berusaha keras memikirkan cara terbaik untuk menghormatinya pada kesempatan istimewa ini. Saya membahas banyak ide dengan anak-anak kami agar mereka menolong saya memutuskan cara mana yang terbaik. Saya ingin perayaan kami mencerminkan makna penting dari usianya sekarang dan mengungkapkan betapa dirinya sangat berarti bagi keluarga kami. Saya ingin hadiah kami sesuai dengan arti penting dari pencapaian tersebut dalam hidupnya.
Raja Salomo ingin memberikan kepada Allah hadiah yang jauh lebih berarti daripada sekadar hadiah ulang tahun yang istimewa. Ia mau Bait Suci yang dibangunnya layak menerima kehadiran Allah di dalamnya. Untuk memperoleh bahan bangunan yang akan digunakan, ia menyurati raja Tirus. Dalam suratnya, Salomo menegaskan bahwa bait itu harus besar “sebab Allah kami lebih besar dari segala allah” (2Taw. 2:5). Salomo mengakui bahwa kebesaran dan kebaikan Allah jauh melebihi apa pun yang dapat dibangun oleh tangan manusia. Sekalipun demikian, ia tetap meneruskan pekerjaan pembangunan itu sebagai wujud kasih dan penyembahannya.
Allah kita sungguh jauh lebih besar dari segala allah. Allah telah melakukan hal-hal yang menakjubkan dalam hidup kita, sehingga hati kita tergerak untuk memberikan kepada-Nya persembahan yang terindah dan penuh kasih, berapa pun nilai ekstrinsiknya. Salomo tahu persembahannya tidaklah sebanding dengan kebesaran Allah, tetapi ia tetap bersukacita mempersembahkannya kepada Allah. Kita juga dapat mengikuti teladan Salomo. —Kirsten Holmberg
Tuhan, Engkau sungguh Allah yang besar, tiada bandingnya. Kiranya persembahanku menyenangkan-Mu.
Kasih kita adalah hadiah terindah yang dapat kita berikan kepada Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 51-52; Ibrani 9