Antar-Saudara

Senin, 23 Oktober 2017

Antar-Saudara

Baca: Kejadian 33:1-11

33:1 Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak perempuan itu.

33:2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali.

33:3 Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.

33:4 Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.

33:5 Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: “Siapakah orang-orang yang beserta engkau itu?” Jawab Yakub: “Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini.”

33:6 Sesudah itu mendekatlah budak-budak perempuan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud.

33:7 Mendekat jugalah Lea beserta anak-anaknya, dan merekapun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf beserta Rahel, dan mereka juga sujud.

33:8 Berkatalah Esau: “Apakah maksudmu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi?” Jawabnya: “Untuk mendapat kasih tuanku.”

33:9 Tetapi kata Esau: “Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu.”

33:10 Tetapi kata Yakub: “Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku.

33:11 Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya.” Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya.

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. —Yohanes 13:34

Antar-Saudara

Usia saya dan adik laki-laki saya hanya terpaut kurang dari satu tahun dan kami bertumbuh dalam suasana “persaingan” (artinya: kami sering berkelahi!). Ayah kami dapat memahami hal tersebut karena ia juga memiliki saudara laki-laki, tetapi Ibu tidak.

Kisah hidup kami mirip dengan perseteruan antarsaudara yang banyak terjadi di kitab Kejadian. Kitab itu memuat perseteruan antara Kain dan Habel (Kej. 4); Ishak dan Ismael (Kej. 21:8-10); Yusuf dan semua saudaranya kecuali Benyamin (Kej. 37). Namun, perseteruan yang paling sengit rasanya adalah antara dua saudara kembar—Yakub dan Esau.

Esau telah dua kali ditipu Yakub, maka ia hendak membunuh Yakub (27:41). Puluhan tahun kemudian Yakub dan Esau berdamai kembali (Kej. 33). Namun, perseteruan itu terus berlanjut pada keturunan mereka, yang masing-masing menjadi bangsa Edom dan bangsa Israel. Ketika orang Israel bersiap untuk memasuki Tanah Perjanjian, orang Edom mengancam mereka dan menghadang jalan dengan mengerahkan pasukan (Bil. 20:14-21). Beberapa waktu kemudian, ketika penduduk Yerusalem melarikan diri dari serangan musuh, orang Edom membantai mereka (Ob. 1:10-14).

Syukurlah, Alkitab tidak hanya berisi cerita-cerita menyedihkan tentang keberdosaan kita melainkan juga kisah penebusan Allah. Yesus Kristus mengubah segalanya, dan Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi” (Yoh. 13:34). Kemudian Yesus menunjukkan kepada kita arti mengasihi dengan jalan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Di usia dewasa, hubungan saya dan adik menjadi dekat. Itulah yang dikerjakan oleh Allah. Ketika kita mau menerima pengampunan yang Allah tawarkan, anugerah-Nya dapat mengubah perseteruan antarsaudara menjadi kasih persaudaraan. —Tim Gustafson

Tuhan, kami mengundang-Mu untuk mengubah hubungan kami dengan sesama lewat kasih-Mu yang memulihkan kami.

Perseteruan antar saudara dapat diubah oleh kasih Allah yang ajaib.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 1-2; 1 Timotius 3