Mengambil Jalan Pintas

Minggu, 2 Juli 2017

Mengambil Jalan Pintas

Baca: Lukas 9:57-62

9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”

9:58 Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”

9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”

9:61 Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”

9:62 Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. —Lukas 9:23

Mengambil Jalan Pintas

Sembari menghirup teh, Nancy menatap keluar jendela rumah temannya dan menghela napas. Hujan musim semi dan sinar mentari telah berpadu menghasilkan hamparan bunga yang berwarna-warni dan indah dalam taman yang terawat baik. “Andai aku punya taman seperti itu tanpa perlu merawatnya,” kata Nancy.

Terkadang jalan pintas itu baik dan praktis. Namun, ada jalan pintas yang bisa mematahkan semangat dan melemahkan kepekaan kita. Contohnya, kita mengingini cinta tetapi enggan menghadapi kesulitan dan kerumitan yang datang dari perbedaan kita dengan pasangan. Kita ingin sukses tetapi tidak mau menerima risiko dan kegagalan yang biasa terjadi dalam kehidupan ini. Kita ingin menyenangkan Allah, sepanjang itu tidak membuat kita susah.

Yesus jelas menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa tak ada jalan pintas untuk menghindari pilihan sulit yang menyertai penyerahan hidup kita kepada-Nya. Dia memperingatkan, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk. 9:62). Mengikut Kristus menuntut kita untuk sepenuhnya loyal kepada-Nya.

Saat percaya kepada Yesus, kita menerima tugas baru. Namun, tugas itu layak untuk kita lakukan karena Dia juga mengatakan kepada kita bahwa setiap orang yang menyerahkan segalanya “karena Aku dan karena Injil . . . pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat . . . dan pada zaman yang akan datang . . . akan menerima hidup yang kekal” (Mrk. 10:29-30). Mengikut Kristus memang sulit, tetapi Dia telah memberi kita Roh-Nya, dan kita pun menerima upah berupa hidup yang berlimpah dengan sukacita sekarang dan selamanya. —Tim Gustafson

Bapa, kekuatan untuk melakukan tugas dari-Mu akan kuterima ketika aku bergantung pada Roh Kudus-Mu. Tolong aku untuk mengingat hal itu hari ini.

Tugas yang layak untuk dilakukan itu biasanya adalah pekerjaan yang sulit.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 22-24 dan Kisah Para Rasul 11

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. Otto
    Otto says:

    Amin..sesulit apapun pekerjaan kita kita selalu andalkan Tuhan sepanjang Perjalanan jidup kita..amin..selamat pagi dan selamat hari minggu..Haleluya Tuhan Yesus Memberkati kita semua..

  2. Wangsit Tionugroho
    Wangsit Tionugroho says:

    Pengharapan kami , kami berjuang menyerahkan dalam Tuhan ,Tuhan memberkati dan memampukan kita mengatasi kesulitan kita!

  3. evelyn
    evelyn says:

    tidak ada pekerjaan yang sulit bila kita yakin dan percaya Roh Allah ada pada kita. yakini, dan perjuangkan tugas yang Tuhan berikan sampai TUNTAS

  4. roy
    roy says:

    orang biasa ujian nya juga biasa biasa saja.orang orang luar biasa ujian nya juga luar biasa aminnn.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *