Berdiam Diri

Kamis, 22 Juni 2017

Berdiam Diri

Baca: Habakuk 1:1-4; 2:20

1:1 Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk.

1:2 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong?

1:3 Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.

1:4 Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.

2:20 Tetapi TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!

Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar? —Habakuk 1:2

Berdiam Diri

Ayam berhamburan ketakutan ketika truk-truk yang membawa bantuan melewati gubuk-gubuk lapuk di kampung itu. Anak-anak yang bertelanjang kaki hanya bisa menatap. Jarang ada kendaraan melintas di jalanan yang mirip kubangan itu.

Tiba-tiba, konvoi kendaraan itu melihat sebuah rumah besar berpagar tinggi. Itulah rumah walikota— walaupun ia sendiri tidak tinggal di sana. Masyarakatnya kekurangan kebutuhan pokok, sementara ia berfoya-foya di tempat lain.

Kita marah melihat ketidakadilan seperti itu. Seorang nabi Allah juga. Ketika Habakuk melihat penindasan merajalela, ia bertanya, “Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar?” (Hab. 1:2). Namun, Allah selalu mengindahkan, dan Dia berkata, “Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya . . . yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya” (2:6,9). Penghakiman segera datang!

Kita mungkin lega melihat Allah menghakimi orang lain, tetapi satu hal penting dalam kitab Habakuk membuat kita harus merenung: “Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!” (Hab. 2:20). Segenap bumi. Yang tertindas dan yang menindas. Ketika rasanya Allah sedang berdiam diri, adakalanya kita hanya bisa memberikan respons . . . dengan berdiam diri!

Mengapa berdiam diri? Karena kita bisa saja mengabaikan kekurangan rohani kita sendiri. Berdiam diri membuat kita menyadari keberdosaan kita di hadapan Allah yang kudus.

Habakuk belajar mempercayai Allah, dan kita juga dapat melakukannya. Kita tidak tahu segala jalan-Nya, tetapi kita tahu Dia baik. Tiada sesuatu pun di luar kendali dan waktu-Nya. —Tim Gustafson

Tuhan, saat masalah menerpa, kami dapat berdoa seperti Habakuk, “Ya Tuhan, kudengar kabar tentang perbuatan-Mu, maka rasa khidmat memenuhi hatiku. Kiranya perbuatan besar itu Kauulangi dan Kaunyatakan di zaman kami ini.” —(Hab. 3:2 BIS)

Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya. —Amsal 29:7

Bacaan Alkitab Setahun: Ester 6-8 dan Kisah Para Rasul 6

Bagikan Konten Ini
18 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Semoga kiranya Pemerintahan kita saat ini yg di pimpin oleh Presiden Jokowi Widodo, dapat mensejahterahkan rakyat bangsa Indonesia dari kemiskinan yang semakin nyata dan dapat pula melindungi segenap umat Kristiani untuk memberi kebebasan beribadah dan mendirikan Rumah2 ibhadah disegala tempat diseluruh pelosok negeri ini, Amin

  2. Ida marta
    Ida marta says:

    Ya Tuhan Allah kami…berilah kami hati untuk terus hidup & bersukacita dalam kebenaranMu, meskipun kami melihat ketidakadilan dimana-mana, kami tetap percaya berjalan dalam kebenaranlah yang membuat kami berhasil & menang.

  3. dewi
    dewi says:

    Amin.kami tau Kau sellu ada dan memperhatikan kami, kami tau Kau sellu peduli akan apa yg kami alami. Kami hanya butuh berdoa berserah dan percaya… Thanks God. Engkau sllu baik adanya…

  4. Indi Jakarta
    Indi Jakarta says:

    Negeri ini penuh ketidak adilan. Sekiranya Tuhan selalu menyertai pemerintahan yg berlangsung dari orang2 yg ingin melengserkan pemerintahan, memberikan jalan bagi KPK yg seringkali dilemahkan krn melindungi uang rakyat. Banyak fitnah dan upaya utk menggoyang pemerintahan. Tuhan berkati dan lindungi pemimpin bangsa ini, berikan hati yg melayani. Bukakan pintu hati mereka agar tidak selalu memikirkan harta. Amin

  5. ivan fengiran
    ivan fengiran says:

    Baru saja pagi ini q baca tema santapan rohani, sepanjang hari bnr2 menguji kesabaranq..Tuhan Yesus baik..ttp menjaga hatiq untuk bs bersikap menurut FirmanNya..amin

  6. Helly Gukguk
    Helly Gukguk says:

    Ketika kita berbicara tentang penindasan, kita harus belajar dari kisah Nabi Musa yg melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Tuhan hadir disaat bangsa Israel ditindas kemudian mengutus Nabi Musa dengan 10 tulah. Tuhan tau saat yg tepat untuk menolong umatNya yg mengalami penderitaan, berdiam diri bukan artinya takut. Berdiam diri untuk tidak membalas kejahatan orang adalah cara kita manusia untuk mengasihi Yesus. Tapi ketika melaporkan perbuatan jahatnya ke polisi itu adalah cara kita untuk menyelamatnya dari perbuatan jahat lain karena kita mengasihi musuh kita. Tuhan punya 12 pasukan malaikat cukup untuk buat kiamat dunia ini, bukan artinya Tuhan membiarkan penindasan, tapi Tuhan sudah mengukur seberapa Kuk yg sanggup ditanggung manusia. Tuhan akan mendatangkan tulah jika penindasan itu sudah sangat berat, sampai mendatangkan 12 pasukan malaikat. Coba baca Alkitab, di dalam beberapa kesempatan Tuhan selain mendatangkan mujizat utusan, juga mendatangkan pasukan malaikat. Tuhan bisa bertindak tegas jika waktuNya sudah tiba. Israel sekarang juga dilindungi pasukan malaikat, untuk memenuhi perjanjian 144ribu orang dari 12 suku Israel akan masuk kedalam kerajaan Tuhan. Sampai kiamat negara Israel itu akan tetap ada di dunia. Karena itulah komitmen Tuhan kepada Israel. Begitu juga kita dari bangsa yg tidak bersunat, perjanjian keselamatan sudah digenapkan oleh Tuhan Yesus yg telah menebus dosa seluruh manusia yg percaya. Tuhan selalu ada untuk manusia yg percaya, tetap bertekun dalam iman, yakinlah Tuhan punya cara dan waktu terbaik untuk menolong orang yg berseru kepadaNya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *