5 Alasan Kamu Perlu Bertobat Lagi dan Lagi

Oleh Raphael Z.
Artikel asli dalam bahasa Inggris: 5 Reasons You Should Repent – Again and Again

Apakah pertobatan itu? Apakah orang-orang Kristen perlu bertobat? Kapan terakhir kali kamu bertobat?

Sebagai orang percaya, kita tahu bahwa Yesus memanggil orang-orang yang belum percaya kepada-Nya dan orang-orang Kristen untuk bertobat ketika mereka jatuh ke dalam dosa (Matius 4:17; Wahyu 2:5,16,21; 3:3,19).

Namun, pertobatan terlihat seperti sebuah hal tidak menyenangkan dan kita harus memaksa diri kita untuk melakukannya. Itu seperti minum obat yang pahit ketika kita sakit. Kita tidak menginginkannya, tapi kita dipaksa untuk menelan obat yang pahit itu, karena kita tahu obat itu baik bagi kita.

Dulu aku memandang pertobatan seperti itu, hingga suatu kali aku menyadari apa makna pertobatan yang sesungguhnya. Singkatnya, ada 3 hal yang terjadi dalam pertobatan: Mengakui dosa kita, menolak dosa kita, dan berbalik kepada Allah.

Semakin aku mengerti makna pertobatan yang sesungguhnya, semakin aku menyadari bahwa sesungguhnya pertobatan adalah sebuah hadiah yang indah dari Allah untuk kita. Mengapa? Inilah beberapa alasannya.

1. Pertobatan memungkinkan Tuhan memulihkan, mengampuni, dan menyucikan kita

Dulu aku merasa tidak layak untuk mendapatkan pengampunan Allah ketika aku jatuh dalam dosa. Aku pikir, “Aku sudah menjadi orang Kristen dan sekarang aku masih mengecewakan Allah seperti ini. Bagaimana mungkin aku bisa berharap Dia mengampuniku?”

Syukurlah, Allah meyakinkanku dengan mengingatkanku kebenaran ini: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk mengakui dosa-dosaku kepada Tuhan, tidak peduli betapa aku merasa diriku “tidak layak” atau “tidak bersih”, karena aku tahu Dia akan mengampuniku dan menyucikanku, sehingga aku menjadi benar kembali di hadapan-Nya.

Sama seperti Allah datang kepada kita sebelum kita mengenal-Nya, Dia juga masih datang kepada kita dan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya sekarang jika kita telah jatuh ke dalam dosa. “Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu” (Zakharia 1:3; Maleakhir 3:7). Allah berjanji akan memulihkan kita ketika kita mengakui dosa-dosa kita (Yeremia 15:9).

2. Pertobatan membantu kita untuk menjadi rendah hati

Aku menyadari bahwa ketika aku mengalami kesulitan untuk bertobat, seringkali itu karena ada masalah kesombongan dalam diriku. Kesombongan adalah kebutaan rohani yang menyebabkan kita berpikir bahwa standar kita lebih baik dari standar Allah.

Lawan dari kesombongan adalah kerendahan hati. Ada sebuah definisi kerendahan hati yang sangat aku sukai, “Rendah hati berarti setuju dengan kebenaran.” Mungkin itulah mengapa Paulus mengatakan bahwa pertobatan membuat kita mengenal kebenaran sehingga kita dapat menjadi sadar (2 Timotius 2:25-26). Ketika aku bertobat dan belajar untuk setuju dengan kebenaran standar Allah tentang kebenaran dan dosa, aku bertumbuh dalam kerendahan hati.

Allah menghargai kerendahan hati: Dia mengasihani orang yang rendah hati, dan menentang orang yang congkak (Amsal 3:34; Yakobus 4:6). Jadi lekaslah bertobat agar kita dapat bertumbuh dalam kerendahan hati dan menerima serta menikmati belas kasihan Allah.

3. Pertobatan menjauhkan Iblis dari kita

Pada masa-masa ketika aku dengan sengaja tidak menaati Allah, aku merasa jauh lebih sulit untuk percaya akan kebenaran-Nya. Sebaliknya, rasa bersalah, rasa ragu, dan rasa takutlah yang bersuara nyaring dalam hatiku. Pemikiran seperti, “Allah tidak mengasihimu lagi,” “Habislah kamu. Allah takkan memberikanmu kesempatan lagi,” dan “Allah sudah tidak peduli lagi denganmu sekarang” terus-menerus memojokkanku dan membuatku menjadi tidak damai sejahtera.

Namun ketika aku bertobat dan berbalik kepada Allah, bisikan-bisikan Iblis yang menyesatkan ini mulai menghilang dan aku mulai bisa merasakan dan menerima kebenaran Allah lagi.

Alkitab mengatakan kepada kita, “Tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7). Dalam ayat ini, tunduk kepada Allah berarti membersihkan tangan kita dan menyucikan hati kita dari dosa dan hati yang mendua (Yakobus 4:8).

Ketika kita berdosa, sesungguhnya kita sedang memberikan izin kepada Iblis untuk mendekat kepada kita, sebab “barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya” (1 Yohanes 3:8). Iblis itu dekat dengan mereka yang melakukan apa yang Iblis lakukan (Yohanes 8:44). Dan ketika Iblis dekat dengan kita, dia “datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan” (Yohanes 10:10).

Ketika kita tunduk kepada Allah dengan bertobat, kita sedang menyatakan bahwa kita adalah milik Allah dan kita dapat melawan Iblis dan pengaruhnya di dalam hidup kita.

4. Pertobatan membebaskan kita dari kuasa dosa

Aku benar-benar merasakan ini dalam hidupku. Ketika aku bersikeras melakukan cara-caraku yang berdosa, yang paling rugi adalah diriku sendiri. Meskipun dosa itu terasa manis, pada akhirnya itu amatlah merusak.

Dan ketika aku tidak mau mengakui dosa-dosaku kepada Allah karena kesombongan dan rasa maluku, aku akhirnya tetap berkubang dalam dosa-dosaku karena Iblis telah berkuasa di dalam hidupku. Hanya ketika aku mengakui dosa-dosa ini kepada Allah dan orang-orang yang aku percaya, dosa-dosa ini akan kehilangan kuasa untuk menipuku dan menyakitiku lebih lagi.

Aku bersyukur karena Allah memberikan kita jalan pengakuan dan pertobatan sebagai cara untuk mendapatkan belas kasih-Nya. Karena Yesus adalah Imam Besar Agung kita yang senantiasa menjadi pengantara kita dengan Allah (Ibrani 4:14, 7:25), kita dapat “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16).

Alkitab memberi kita janji ini: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (Kisah Para Rasul 3:19). Jika kita tidak bertobat, kita takkan mampu menerima pertolongan dan kebebasan dari kuasa dosa.

5. Pertobatan membawa kita kepada kepenuhan hidup bersama Yesus

Dosa akan membawa kita kepada kematian rohani. Firman Tuhan memberitahu kita bahwa “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23) dan Yesus berkata, “jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa” (Lukas 13:3). Sebaliknya, pertobatan membawa kita kepada hidup (Kisah Para Rasul 11:18) dan keselamatan (2 Korintus 7:10).

Sesungguhnya, ketika kita bertobat, kita mengundang Yesus untuk bersekutu dengan kita. Setelah mengingatkan orang-orang Kristen untuk “merelakan hati kita dan bertobat”, Yesus berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:19-20).

Sukacita yang tidak terukur dari memiliki hubungan yang erat dengan Allah adalah apa yang telah Yesus berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya, sehingga kita “mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Itu akan mengalahkan segala tipuan dan “sukacita palsu” yang ditawarkan oleh dosa apapun!

Kekekalan tidaklah dimulai ketika kita sudah ada di surga. Kekekalan itu telah dimulai sekarang dengan mengalami kepenuhan hidup bersama Allah, dan pertobatan memampukan kita untuk mendapatkannya.

Akankah kamu bertobat dan kembali mendekat kepada Allah sekarang?

Baca Juga:

Ketika Doaku Hanyalah Berisi Kata-Kata yang Indah

Telapak tanganku berkeringat. Jantungku berdegup kencang. Pikiranku kacau. Bukan, aku bukan sedang gugup karena akan menghadapi ujian atau menyampaikan presentasi. Aku gugup karena harus berdoa bersama. Meskipun aku tumbuh di lingkungan keluarga Kristen, aku belum pernah benar-benar berdoa bersama dalam sebuah kelompok sebelumnya.

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. Helly Gukguk
    Helly Gukguk says:

    Amin, manusia yg sudah bertobat harus tahan uji dari kuasa dosa, karena ketika kita berbuat dosa dan bertobat lagi itu seperti yg tertulis di ayat ini Ibrani 6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum. Jika manusia mengasihi Yesus, belajarlah mengalahkan kuasa dosa/iblis, buatlah imanmu tahan uji. Tuhan Yesus Memberkati.. #lagi.disuruh.diam.bye.bye

  2. Ida marta
    Ida marta says:

    Terima kasih buat sharing ini yang sangat memberkati saya. Terus mengejar kerendahan hati yang berarti setuju dan hidup dalam kebenaran. Tuhan …mampukan aku untuk meneladani kerendahan hatiMU.

  3. Chrysti jusuf
    Chrysti jusuf says:

    Yes, Amin.
    Benar! Aku pun mengalami hal itu, hidup di dlm prtobatan, membuatku benar2 menjadi orng yg benar2 merdeka. Aku telah mengetahui kebenaran itu, dan kebenaran itu yg memerdekakan ku.(Yoh 8:32)
    Terima kasih saudara Raphael Z. GBU more and more.

  4. icalpenyok
    icalpenyok says:

    Trimakasih Tuhan Yesus atas keselamatan yg telah Engkau berikan, bentuklah kami menurut kuasa & kehendak Mu. Amin

  5. Panca Panggabean
    Panca Panggabean says:

    kurang tepat artikel nya… sebenarnya bertobat itu cukup sekali.. meminta pengampunan yang perlu berkali-kali

  6. Aprianto nandau
    Aprianto nandau says:

    Tks tuhan yesus engkau telah memberikan pelajaran terbaik buat q maka dengn ini ku serah jiwa raga dan roh ku kepada tangan mu aku mengakui dosa2 ku dan aku ingin bertobat kembali kejalanmu tuhan bimbing lah aku, anak2 q dan orang tua q serta keluarga ku haleluya haleluya haleluya amiiin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *