Jangan Cuma… Tapi Juga…
Terlalu sibuk untuk menjadi kekinian dan ngikutin tren dapat mengalihkan kita dari tujuan hidup kita yang sejati, yaitu memuliakan Tuhan melalui segala yang kita kerjakan. Apakah yang sekarang lebih banyak menyita waktumu?
Terlalu sibuk untuk menjadi kekinian dan ngikutin tren dapat mengalihkan kita dari tujuan hidup kita yang sejati, yaitu memuliakan Tuhan melalui segala yang kita kerjakan. Apakah yang sekarang lebih banyak menyita waktumu?
Selasa, 27 Juni 2017
5:13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!
5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
5:17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
5:18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah kamu . . . saling mendoakan. —Yakobus 5:16
Doa merupakan percakapan dengan Allah, bukan sebuah rumus yang kaku. Namun, adakalanya kita mungkin perlu menggunakan semacam “metode” untuk menyegarkan kehidupan doa kita. Kita dapat berdoa dengan menggunakan kitab Mazmur atau bagian-bagian lain dari Alkitab (misalnya Doa Bapa Kami), atau menggunakan metode P4 (Penyembahan, Pengakuan dosa, Pengucapan syukur, dan Permohonan). Barubaru ini saya menggunakan metode “Doa Lima Jari” sebagai pedoman saat berdoa bagi orang lain.
• Ketika melipat jemari, jempol berada paling dekat dengan kita. Jadi mulailah berdoa untuk orang-orang yang paling dekat dengan kita—orang-orang yang kita kasihi (Flp. 1:3-5).
• Jari telunjuk adalah penunjuk. Berdoalah untuk mereka yang mengajarkan firman Tuhan—para guru Alkitab dan pengkhotbah, serta orang-orang yang mengajar anak-anak (1Tes. 5:25).
• Jari tengah adalah yang paling tinggi. Kita diingatkan untuk berdoa bagi mereka yang mempunyai otoritas di atas kita—para pemimpin nasional dan lokal, serta atasan kita di tempat kerja (1Tim. 2:1-2).
• Jari manis biasanya paling lemah. Berdoalah untuk mereka yang sedang menderita atau berada dalam kesulitan (Yak. 5:13-16).
• Terakhir, jari kelingking yang kecil mengingatkan betapa kecilnya kita dibandingkan keagungan Allah. Mintalah Dia untuk memenuhi kebutuhanmu (Flp. 4:6,19).
Metode apa pun yang kamu gunakan, bercakap-cakaplah dengan Bapamu yang di surga. Dia rindu mendengar apa yang ada di dalam hati kita. —Anne Cetas
Bapa, berilah aku hikmat untuk mengetahui bagaimana caranya berdoa bagi orang lain.
Dalam berdoa, yang penting bukanlah kata-kata, melainkan keadaan hati kita.
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 8-10 dan Kisah Para Rasul 8:26-40