GitaKaMu: Bebas

Oleh Priskila Wowor

Aku bebas dari rasa kecewa
Aku bebas dari rasa takut

Menjadi kuat kar’na Dia
Bukan kita yang sanggup

Tapi kita yang disanggupkan

Aku bebas dari rasa kecewa
Aku bebas dari rasa takut

Menjadi kuat kar’na Dia
Bukan kita yang sanggup,
tapi kita yang disanggupkan..

Hidup dan Mati

Kamis, 30 Maret 2017

Hidup dan Mati

Baca: Kejadian 50:22-26

50:22 Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun.

50:23 Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf.

50:24 Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: “Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.”

50:25 Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: “Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.”

50:26 Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.

Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu. —Kejadian 50:24

Hidup dan Mati

Saya tidak akan pernah melupakan pengalaman itu. Saya sedang duduk di samping tempat tidur Richard pada saat ia meninggal dunia. Sungguh suatu pengalaman yang supernatural. Saya, adik Richard, dan seorang kawan sedang bercakap-cakap dengan suara yang lembut ketika kami menyadari bahwa napas Richard menjadi semakin berat. Kami pun berkumpul mengelilinginya, sambil berjaga-jaga, menanti, dan berdoa. Ketika Richard menghembuskan napasnya yang terakhir, itu terasa seperti sebuah momen yang kudus; hadirat Allah melingkupi kami di tengah linangan air mata kami yang menangisi kepergian seorang pria berusia empat puluhan yang mengagumkan.

Banyak pahlawan iman yang kita baca di Alkitab mengalami kesetiaan Allah ketika mereka meninggal. Contohnya, Yakub menyatakan bahwa ia akan “dikumpulkan kepada kaum leluhur[nya]” (Kej. 49:29-33). Yusuf, anak Yakub, juga menyatakan tentang kematiannya yang sudah dekat, “Tidak lama lagi aku akan mati,” kepada saudara-saudaranya sambil memerintahkan mereka untuk tetap teguh dalam iman mereka. Yusuf terlihat yakin, tetapi ia tetap berharap saudara-saudaranya akan terus mempercayai Tuhan (50:24).

Tidak seorang pun dari kita tahu kapan atau bagaimana kita akan menghembuskan napas kita yang terakhir. Namun, kita dapat meminta Allah menolong kita untuk terus percaya bahwa Dia selalu menyertai kita. Kita dapat mempercayai Tuhan Yesus yang berjanji menyediakan tempat bagi kita di rumah Bapa-Nya (Yoh. 14:2-3). —Amy Boucher Pye

Tuhan Allah, tempat kediaman-Mu akan dipenuhi oleh umat-Mu, dan Engkau akan menjadi Allah kami, menghapus air mata kami, dan meniadakan maut. Genapkanlah semua itu!

Tuhan takkan pernah meninggalkan kita, terutama di saat kematian kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 9-10; Lukas 5:17-39

Artikel Terkait:

5 Mitos Tentang Surga

Kita semua tentu mau masuk surga. Tetapi, beberapa hal mungkin terasa mengganjal ketika kita membaca Alkitab atau mendengar khotbah pendeta tentang surga. Meski kita tetap berkata mau masuk surga, mungkin sekali kita tidak terlalu bersemangat juga untuk ke sana. Mari menyelidiki lebih jauh apa yang sebenarnya dikatakan Alkitab tentang surga.